LIPUTAN KHUSUS:

Sekjen PBB Rencanakan KTT Aksi Iklim Tahun Depan


Penulis : Aryo Bhawono

Sekjen PBB memperingatkan bahwa dunia gagal mengatasi ancaman eksistensial yang disebutkan dalam peringatan global

Perubahan Iklim

Kamis, 22 Desember 2022

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID -  Sekjen PBB memperingatkan bahwa dunia gagal mengatasi ancaman eksistensial yang disebutkan dalam peringatan global. Ia pun mengumumkan akan mengadakan KTT Aksi Iklim pada bulan September untuk mempercepat tanggapan terhadap krisis iklim.

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengatakan penyelenggaraan KTT tidak dapat ditawar oleh para pemimpin pemerintah, pebisnis, kota dan wilayah, masyarakat sipil dan keuangan. Forum inipun akan menjadi aksi iklim baru yang kredibel untuk mempercepat perubahan.

"Tidak ada pengecualian. Tidak ada kompromi,” katanya dalam konferensi pers akhir tahun, seperti dikutip dari AP

Ia menyebutkan konferensi itu pun tak akan memberikan ruang untuk para pengingkar, pencuci hijau, pengelak, atau pihak yang hanya mengemas ulang kesepakatan tahun-tahun sebelumnya.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres. Foto: United Nations.

Guterres mengatakan tujuan perjanjian iklim Paris 2015 untuk membatasi pemanasan global pada 1,5 derajat Celcius kini terengah-engah dan pudar akibat kesenjangan antara emisi gas rumah kaca yang sebenarnya dengan pencapaian terkini. 

KTT ini rencananya akan berlangsung bersamaan dengan pertemuan penting para pemimpin dunia selama pertemuan tahunan bulan September tahunan mereka di Majelis Umum PBB. Pertemuan itu sendiri membahas upaya yang belum terpenuhi dari 17 tujuan PBB dengan 169 target khusus pemberantasan kemiskinan dan kelaparan global, kesetaraan gender, peningkatan standar hidup, dan mengambil tindakan segera untuk memerangi perubahan iklim di tahun 2030.

Guterres mengatakan KTT yang direncanakannya akan menyamai KTT Aksi Iklim  September 2019, hanya pemilik proposal konkret yang diundang.

Pada pertemuan 2019 lalu seruan emosional dari aktivis iklim Greta Thunberg, yang saat itu berusia 16 tahun, membuat para pemimpin dari 66 negara menjanjikan tujuan iklim yang lebih ambisius untuk mencegah pemanasan dunia. Sebanyak 30 negara bersumpah untuk menjadi netral karbon pada pertengahan abad. Namun para pemimpin dan ahli dari luar mengatakan itu tidak cukup untuk menghentikan pemanasan global.

Guterres menyalahkan pemerintah atas kegagalan ini dan mengatakan rencana iklim nasional gagal total, meskipun dia mengakui beberapa langkah telah diambil untuk mengalihkan ekonomi global dari penggunaan bahan bakar fosil yang sebagian besar disalahkan atas pemanasan global.

Sekjen PBB mengatakan akan terus mendorong ‘Pakta Solidaritas Global’, yakni semua penghasil emisi besar melakukan upaya ekstra untuk mengurangi emisi dekade ini sejalan dengan tujuan 1,5 derajat dan memastikan dukungan bagi mereka yang membutuhkannya.

“Saya tidak menekankan pada keharusan bagi kita semua untuk menghadapi ancaman eksistensial ini,” kata Guterres. "Dan aku tidak akan mengalah."