LIPUTAN KHUSUS:
Abrasi Hanyutkan Penyu di Wisata Konservasi Kota Mataram
Penulis : Aryo Bhawono
Sebanyak 50 ekor penyu hanyut, tiga ekor diantaranya merupakan penyu dewasa sedangkan sisanya tukik.
Satwa
Sabtu, 14 Januari 2023
Editor : Sandy Indra Pratama
BETAHITA.ID - Pantai Mapak Indah, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram, NTB mengalami abrasi pada 22 Desember lalu. Kelompok Pecinta Penyu Mapak Indah menyebutkan abrasi ini menghanyutkan penyu di kawasan wisata konservasi.
"Jumlah penyu yang hanyut terbawa abrasi sebanyak 50 ekor. Dari 50 ekor tersebut, tiga ekor merupakan penyu dewasa sedangkan sisanya berupa tukik," kata Ketua Kelompok Pecinta Penyu Mapak Indah, Mahendra Irawan di Mataram, seperti dikutip dari Antara.
Penyu yang hanyut terbawa gelombang tersebut merupakan jenis penyu sisik, hijau, dan lekang. Selama ini ketiganya menjadi wahana edukasi bagi anak-anak yang datang ke lokasi penangkaran di Pantai Mapak Indah.
"Selama tahun 2022, jumlah anak-anak yang sudah datang melakukan edukasi dan melepas penyu ke lautan lepas sekitar 300-500 anak. Sebelum melepas penyu, anak-anak kita edukasi bagaimana menjaga habitat penyu dan bereproduksi," katanya saat ditemui di lobi Kantor Wali Kota Mataram.
Akibat abrasi pantai tersebut, lanjut Mahendra yang juga menjadi Ketua Kelompok Masyarakat Pengawas dan Kelompok Sadar Wisata, bangunan, akses jalan dan fasilitas wisata konservasi penyu juga mengalami rusak parah dan hanyut terbawa gelombang.
Dari 10 kolam penyu, empat diantaranya hanyut terbawa gelombang dan tiga kolam kondisinya rusak sedang karena atapnya hilang. Sedangkan telur penyu yang bisa diselamatkan sekitar 1.000 butir.
"Kalau hitung kerugian, untuk bangunannya saja nilainya Rp100 juta," katanya.
Pihaknya berharap Pemerintah Kota Mataram bisa memberikan perhatian terhadap wisata konservasi penyu, karena Mapak Indah merupakan etalase Kota Mataram selain Loang Baloq.
Selain kerusakan wisata konservasi penyu, pihaknya juga telah melaporkan kerusakan 20 unit lapak usaha kecil menengah (UMKM) di Pantai Mapak Indah yang menjadi pendukung wisata penyu.
Lapak-lapak kuliner yang merupakan rintisan pertama dari Tanjung Bias Kabupaten Lombok Barat di Mapak Indah saat ini sudah habis abrasi pantai yang menghantam bagian bawah lapak hingga kedalaman 3-4 meter.
"Total kerugian lapak UMKM sekitar Rp 1,5 miliar, sebab satu lapak dengan berbagai desain tersendiri menghabiskan biaya sekitar R p75 juta," katanya.
Terkait dengan itu, pihaknya juga berharap pemerintah daerah bisa memberikan solusi atau penanganan pertama bagi para pelaku UMKM di Mapak Indah.
"Saya ke sini (Kantor Wali Kota Mataram-red) karena ingin bertemu langsung dengan wali kota, untuk mengetahui tindak lanjut dari laporan yang saya sampai minggu lalu," ucap Mahendra.