LIPUTAN KHUSUS:

Keuskupan Ruteng Tanam Bambu Cegah Kekeringan di Manggarai


Penulis : Gilang Helindro

Keuskupan Ruteng, Kabupaten Manggarai telah menanam kurang lebih 1000 pohon bambu disekitar mata air demi mencegah Kekeringan.

Lingkungan

Minggu, 25 Juni 2023

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID -  Siaga bencana dan kekeringan menghantui sebagian besar wilayah di Nusa Tenggara Timur (NTT), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut NTT berstatus siaga bencana kekeringan. 

Valerian Karitas, dari Keuskupan Ruteng, Kabupaten Manggarai, mengatakan Keuskupan Ruteng dalam antisipasi kekeringan, diwilayahnya telah menjalankan program penanaman pohon dan menghemat pemakaian air. “Sejauh ini, kami sudah memulai program penanaman pohon di wilayah mata air, demi mencegah kekeringan” katanya saat dihubungi, Sabtu 10 Juni 2023.

Saat ini, kata Valdy sapaan Valerian Karitas, menyebut telah menanam kurang lebih 1000 pohon bambu disekitar mata air. “Kita telah memulai program penanaman pohon bambu disekitaran mata air,” katanya.

Valdy menyebut di Ruteng, ada beberapa daerah mengalami kesulitan air dan kekeringan. Tidak hanya itu, BMKG juga mengimbau masyarakat di Kabupaten Manggarai Barat, untuk waspada kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sebagai dampak dari dua fenomena perubahan iklim yakni El Nino dan Indian Ocean Dipole (OID) yang menyebabkan kekeringan di wilayah Indonesia.

Keuskupan Ruteng, Kabupaten Manggarai telah menanam kurang lebih 1000 pohon bambu disekitar mata air demi menjaga lingkungan. Foto: Valdy/Keuskupan Ruteng

Seperti dikutip Antara, Sti Nenotek, Kepala Stasiun Meteorologi Komodo mengatakan wilayah Manggarai Barat sendiri, kekeringan terjadi merata di semua wilayah, namun wilayah pesisir akan terasa lebih kering. Karhutla adalah dampak dari kekeringan itu yang harus diwaspadai oleh masyarakat setempat.

"Seluruh wilayah di Manggarai Barat berpotensi kekeringan, jadi harus waspada dengan kebakaran hutan dan lahan," katanya.

Sti Nenotek menyebut, BMKG memprakirakan El Nino yang menyebabkan curah hujan berkurang atau wilayah menjadi lebih kering terjadi pada semester II tahun 2023 ini.