LIPUTAN KHUSUS:
Kelaparan, Gagal Panen di Papua Tengah Berdampak pada 7.500 Jiwa
Penulis : Kennial Laia
Kekeringan menyebabkan gagal panen dan kekurangan pangan di Papua Tengah. Ribuan warga terdampak dan enam dinyatakan meninggal dunia.
Perubahan Iklim
Rabu, 09 Agustus 2023
Editor : Sandy Indra Pratama
BETAHITA.ID - Darurat pangan tengah terjadi di Papua Tengah, berdampak pada sekitar 7.500 orang. Menurut Polda Papua, enam orang, termasuk balita, telah meninggal akibat kekurangan makanan. Hal ini didorong oleh bencana kekeringan yang berujung pada gagal panen.
Kelaparan ini terjadi di tiga distrik yakni Agandugume, Lambewi, dan Oneri, Kabupaten Puncak, Papua tengah. Menurut Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua, Komisaris Besar Ignatius Benny Prabowo, pihaknya tengah melakukan tiga langkah sebagai tanggap darurat.
"Bahwa bencana kekeringan tersebut saat ini berdampak pada 7.500 jiwa," kata Benny dikutip Republika, Senin, 7 Agustus 2023.
"Penanganan darurat meliputi penyelidikan epidemiologi (mitigasi penyebaran penyakit) terhadap korban meninggal dunia," tambah Benny.
Benny mengatakan, tim lintas sektor termasuk Polri dan TNI melakukan distribusi logistik dan pangan ke distrik yang menampung pengungsi. Di antaranya makanan dan obat-obatan.
Upaya lainnya adalah penyuluhan kesehatan berkala. distribusi logistik dan pangan ke distrik yang menampung pengungsi. Konsentrasi bantuan saat ini berada di distrik Sinak yang menjadi lokasi induk pengungsian dan posko utama penyebaran bantuan kemanusiaan.
"Pendistribusian kepada masyarakat terdampak akan dilakukan oleh TNI dan Polri, mengingat kondisi medan yang berat dan hanya dapat dilalui dengan kendaraan roda dua, serta helikopter. Kami memastikan, bahwa bantuan pemerintah tersebut dapat sampai dan diterima oleh masyarakat yang terdampak," kata Benny.
Bantuan ke Papua Tengah dimulai sejak pekan lalu. Kementerian Sosial (Kemensos) mengalirkan bantuan 10 ribu paket makanan siap santap, 3.000 paket kemasan daging rendang, 3.000 paket susu protein tinggi, dan 3.000 paket sembako. Untuk logistik, Kemensos mengirimkan 2.000 unit tenda gulung untuk pengungsi, 10 ribu selimut, 2.000 matras, dan 2.000 kasur lipat. Selain itu, terdapat 2.000 pasang pakaian untuk orang dewasa dan 2.000 untuk anak-anak.
Pemerintah juga menyiapkan 20 unit generator pembangkit listrik portable, dan tiga unit kendaraan jelajah roda dua untuk mobilitas distribusi logistik perbantuan. Menurut Benny, pihak kepolisian juga menyiapkan 50 ton beras kualitas baik, untuk didistribusikan ke para warga pengungsi.
Cuaca ekstrem dan gagal panen
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan, kematian enam orang di Papua Tengah tidak sepenuhnya disebabkan oleh kelaparan. Menurutnya, cuaca dingin menjadi faktor utama yang mengurangi pasokan makanan di wilayah tersebut.
Muhadjir mengatakan, setiap tahun Papua Tengah mengalami hujan es, yang diikuti embun salju disertai kabut es. Cuaca ekstrem ini diperburuk musim kemarau berkepanjangan sejak Juni 2023. Tiga distrik di Papua Tengah pun mengalami gagal panen, yang berujung kelaparan.
Menurut Muhadjir, cuaca buruk ini menumbuhkan bakteri pada tanaman umbi-umbian yang merupakan makanan pokok masyarakat. Muhadjir menduga, masyarakat keracunan makanan setelah mengonsumsi umbi-umbian tersebut.
Dalam laporannya ke Presiden Joko Widodo, Muhadjir mencantumkan diare dan dehidrasi sebagai penyebab kematian. Dengan rincian, tiga orang meninggal di distrik Lambewi dan tiga di Agandugume.
"Memang itu sudah rutin itu tiap tahun terjadi, yaitu kalau bulan Mei nanti ada hujan es, kemudian itu akan diikuti dengan embun salju. Nah itu iklim seperti itu menumbuhkan bakteri yang kemudian bakteri itu menyerang umbi-umbian yang menjadi makanan pokok mereka," jelas Muhadjir di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, dikutip Detik, Selasa, 8 Agustus 2023.
Bila kondisi di Papua Tengah sudah kondusif, pemerintah akan mengupayakan penanganan yang lebih komprehensif. Baik dari sisi kesehatan maupun dari sisi pendidikan.
Muhadjir mengklaim telah meminta perguruan tinggi untuk mengembangkan varietas umbi-umbian yang tahan cuaca ekstrem.
Pemerintah juga berencana memasok bantuan pangan di Kabupaten Puncak hingga Oktober 2023. Salah satu upaya untuk mempercepat distribusi adalah dengan membangun gudang logistik di lembah distrik Agandugume untuk mempercepat pengiriman bantuan. Selama cuaca ekstrem, bantuan akan disalurkan ke tiga distrik terdampak yang biasanya terjadi pada periode Mei-Agustus.