LIPUTAN KHUSUS:

Perubahan Iklim Mengubah Perilaku dan Fungsi Tumbuhan


Penulis : Raden Ariyo Wicaksono

Jika tidak diantisipasi, kondisi akan terus memburuk dan meningkatkan laju kepunahan spesies tumbuhan.

Biodiversitas

Minggu, 17 September 2023

Editor :

BETAHITA.ID - Perubahan iklim yang memengaruhi suhu bumi dan intensitas cuaca ekstrem seperti banjir dan kekeringan dapat berdampak signifikan terhadap populasi tumbuhan. Jika tidak diantisipasi, kondisi ini akan terus memburuk dan meningkatkan laju kepunahan spesies tumbuhan.

"Perubahan iklim menyebabkan perubahan perilaku dan fungsi tumbuhan," kata Periset Ekofisiologi dan Simbiosis Tumbuhan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Frisca Damayanti, dalam sebuah pernyataan, Jumat (8/9/2023).

Dikutip dari Antara, Frisca mengatakan, perubahan yang terjadi mencakup respons, metabolisme, reproduksi, interaksi, dan pertahanan suatu spesies tumbuhan yang dapat diketahui melalui riset-riset ekofisiologi dan simbiosis. Menurutnya, hal itu sangat fundamental sebagai salah satu upaya untuk mengonservasi tumbuhan langka dari ancaman kepunahan.

Berdasarkan laporan yang dirilis Organisasi Meteorologi Dunia atau World Meteorological Organization (WMO), tahun 2022 menempati peringkat keenam tahun terpanas dunia. Adapun periode 2015-2022 menjadi delapan tahun terpanas dalam catatan WMO. 

Akademisi Universitas Kyoto Jepang Masaru Kobayashi mengatakan perubahan iklim membuat beberapa jenis tumbuhan tropis mengalami kekurangan mikronutrien unsur boron (B) dan silikon (Si). Kobayashi menyatakan, belum ada unsur lain yang bisa menggantikan kekurangan mikronutrien unsur boron dan silikon tersebut.

"Hal ini terbukti sangat mempengaruhi proses pertumbuhan sorgum dan beberapa jenis tanaman lain," kata Kobayashi.

Pada 2022, Indonesia telah menyampaikan enhanced NDC dengan target pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 31,89 persen dengan kemampuan sendiri dan 43,20 persen jika terdapat bantuan internasional. Nationally Determined Contribution (NDC) merupakan dokumen yang memuat rencana aksi iklim untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan adaptasi terhadap dampak perubahan iklim.

Dalam acara Garden Talk ke-13 yang digelar secara daring, Selasa (5/9/2023) pekan lalu, Deden Derajat Matra dari IPB University, mengatakan penambahan cahaya LED merah, putih, dan biru, dapat memengaruhi pertumbuhan tanaman baik morfologis maupun fisiologis. Cahaya merah pada rambutan lebih bermanfaat untuk pertumbuhan vegetatif seperti tinggi tanaman, diameter batang, dan ketebalan daun.

Ilustrasi perubahan iklim. (Sandy Indra Pratama| Betahita)

"Sedangkan cahaya LED biru dapat meningkatkan kadar klorofil, kandungan gula, konduktasi stomata, dan laju fotosintesis," kata Deden menyimpulkan.

Masih dalam acara Garden Talk, Mutiara Kusuma Pitaloka peneliti PRKTKK BRIN menyampaikan hasil kajiannya tentang Respon Fisiologi Tumbuhan terhadap Cekaman Abiotik. Dia mencontohkan hasil penelitiannya pada salah satu tumbuhan langka yaitu Hopea bilitonensis. Dirinya mendapatkan informasi respon fisiologi spesies langka tersebut akibat cekaman kekeringan.

"Hopea bilitonensis atau dikenal dengan nama pelepak merupakan tumbuhan langka dengan status IUCN Critically Endangered (EN). Pertumbuhan dan keberadaannya di alam dipengaruhi oleh adanya perubahan iklim. Melalui kajian fisiologi diharapkan kita dapat menentukan strategi konservasi yang tepat," ujarnya.