LIPUTAN KHUSUS:

200-an Spesies Teridentifikasi di Kalteng, Minus Badak Kalimantan


Penulis : Siaran Pers

Penelitian yang berlangsung selama 10 hari itu masih belum menemukan keberadaan badak kalimantan.

Biodiversitas

Senin, 25 September 2023

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID -  Tim peneliti biodiversitas KLHK mengidentifikasi sejumlah flora dan fauna dalam ekspedisi di Kalimantan Tengah baru-baru ini. Seperti disebutkan KLHK dalam siaran persnya pada Ahad (24/9), tim peneliti di bawah pimpinan Kepala Balai KSDA Kalimantan Tengah, Sadtata, itu mendata 93 spesies flora, 40 spesies reptil dan amfibi, dan 97 spesies burung.

Sayangnya, penelitian yang berlangsung selama 10 hari itu masih belum menemukan keberadaan badak kalimantan.

Tim flora mengumpulkan 93 spesies tumbuhan dari 14 famili di Kalimantan Tengah. Sebanyak 16 spesies berpotensi sebagai spesies baru ataupun spesies yang telah diketahui namun sebelumnya tidak ditemukan di areal tersebut.

Sebanyak 40 spesies dapat dimanfaatkan sebagai tumbuhan hias. KLHK juga akan menindaklanjuti temuan tersebut untuk mengetahui prospek pemanfaatan tumbuhan sebagai obat (bioprospeksi).

Tim Peneliti Biodiversity Jelajah Kalteng Temukan Potensi 16 Spesies Baru

Sementara itu, para peneliti herpetofauna dalam tim tersebut berhasil mengumpulkan 40 spesies hewan, terdiri dari 23 spesies amfibi dari 6 famili dan 17 spesies reptil dari 9 famili, beberapa di antaranya endemik Kalimantan. Identifikasi lebih lanjut masih dilakukan untuk beberapa spesies amfibi yang ditemukan. Bila penelitian dilanjutkan, tulis siaran pers tersebut, ada kemungkinan temuan tambahan dari daftar spesies herpetofauna. Soalnya, temuan dalam penjelajahan menunjukkan tren naik.

Adapun peneliti avifauna berhasil mengidentifikasi 97 spesies, baik dari fisik maupun suara. Ke-97 hewan itu berasal dari 37 famili. "Ada 2 spesies yang belum teridentifikasi secara persis, yang ditemukan pada ketinggian 500 meter di atas permukaan laut," demikian siaran pers menyebutkan. Ada pula burung famili Nectarinidae yang ditemukan pada ketinggian 800 mdpl dan untuk temuan ini akan dilakukan pendalaman lebih lanjut.

Secara khusus sedang diupayakan untuk menelusuri keberadaan badak, termasuk dari tanda-tanda keberadaannya seperti jejak, kotoran, plintiran maupun urine. Namun, sejauh ini badak sumatra subspesies kalimantan tersebut belum ditemukan. "Hanya indikasi-indikasi seperti ketersediaan pakan, sumber air, dan kubangan masih dijumpai," kata siaran pers tersebut. "Sudah dipasang camera trap (kamera pantau) di 2 lokasi kubangan."

Masyarakat di sekitar lokasi ekspedisi juga mengabarkan bahwa pada masa lalu ada badak di sekitar lokasi.

KLHK akan melakukan survei lanjutan dengan metode Okupansi pada area dengan kondisi berpotensi besar untuk dapat mendeteksi adanya keberadaan badak, seperti daerah hulu pedalaman dan pada kawasan Cagar alam perbatasan Kalbar-Kaltim.

Secara umum kondisi medan bentang alam memiliki kelerengan rata rata > 50%, tanah berbatu, hingga serasah yang tebal.