LIPUTAN KHUSUS:

Satu Grup Monyet Capuchin Memasuki Zaman Batu


Penulis : Kennial Laia

Monyet capuchin menggunakan batu untuk keperluan makan mereka, seperti yang dilakukan manusia di zaman batu.

Satwa

Kamis, 02 November 2023

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID -  Para peneliti menemukan satu populasi monyet capuchin berwajah putih di Panama yang memasuki Zaman Batu. Satwa ini mulai menggunakan alat yang terbuat dari batu untuk memecahkan kacang-kacangan dan kerang. Ini menjadikan mereka primata keempat yang melakukannya setelah manusia. 

Zaman Batu menandai periode prasejarah di mana manusia menggunakan peralatan batu primitif. Berlangsung sekitar 2,5 juta tahun, zaman ini berakhir sekitar 5.000 tahun yang lalu ketika manusia di Timur Dekat mulai memakai logam dan membuat perkakas serta senjata dari perunggu. 

Diterbitkan di kumpulan penelitian bioRxiv, makalah ini mengungkap bahwa kelompok monyet tersebut mendiami Jicarón, sebuah pulau kecil di lepas pantai Panama dan bagian dari Taman Nasional Coiba, yang terdiri dari tiga pulau. Ketiganya dihuni oleh monyet capuchin. 

Namun hanya monyet di Jicarón yang sudah mulai menggunakan alat – dan tidak semua monyet menggunakannya. Menurut para peneliti, hanya monyet capuchin jantan di area tertentu yang memakainya. 

Kelompok monyet capuchin berwajah putih di Panama tercatat mulai menggunakan perkakas dari batu untuk memecahkan makanan sejak 2004. Dok Tangkapan layar video Youtube oleh Brendan Barrett et al.

“Kami terkejut bahwa perilaku ini tampaknya terjadi secara geografis,” kata penulis utama Brendan Barrett di Institut Ornitologi Max Planck, Jerman, dikutip New Scientist

Perilaku monyet menggunakan alat dari batu ini pertama kali dilaporkan pada 2004, oleh rekan penulis Alicia Ibáñez yang memperhatikan mereka menggunakan perkakas batu. Para peneliti lalu kembali pada Maret 2017 dan memasang kamera jebakan di tiga pulau untuk menangkap perilaku satwa tersebut.

Tim peneliti mendokumentasikan kera jantan capuchin memecahkan kelapa, kepiting, dan bekicot dengan batu. Namun, tidak jelas mengapa perilaku ini tidak menyebar ke kelompok lain di pulau tersebut. Para peneliti mencatat bahwa setiap monyet berpindah antar kelompok, jadi secara teori perilaku ini seharusnya menyebar.

Tim berpendapat bahwa ada kemungkinan perilaku ini dimulai oleh anggota kelompok yang lebih pintar, dan yang lain menirunya. Mengingat terbatasnya pilihan makanan, peralatan dapat meningkatkan peluang mereka untuk bertahan hidup.

Tim berharap penelitian dan observasi lebih lanjut terhadap monyet-monyet ini akan membantu menjelaskan apa yang sedang terjadi.

Capuchin berwajah putih adalah spesies Amerika kedua yang memasuki Zaman Batu. Kelompok lainnya, ditemukan di Amerika Selatan, menggunakan perkakas batu dan mungkin telah melakukannya selama 700 tahun. Dua spesies lainnya adalah kera di Thailand dan simpanse di Afrika Barat.