LIPUTAN KHUSUS:

Kematian Oleh Suhu Panas akan Naik 4 Kali Lipat - Lansia Terentan


Penulis : Kennial Laia

Konferensi perubahan iklim tahunan PBB (COP28) di Dubai pada akhir November ini akan fokus pada dampak kesehatan untuk pertama kalinya.

Perubahan Iklim

Kamis, 16 November 2023

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID -  Penyakit dan kematian akibat panas diperkirakan terus meningkat seiring dengan peningkatan suhu bumi. Dalam studi terbaru, tim ahli kesehatan internasional memperkirakan jumlah kematian tahunan akibat panas akan meningkat sebesar 370% pada pertengahan abad ini. Ini jika suhu dunia mencapai 2 derajat Celcius lebih tinggi dari suhu pada masa pra-industri. 

Saat ini, pada suhu pemanasan sekitar 1,1C, orang-orang mengalami rata-rata suhu tinggi yang mengancam kesehatan selama sekitar 86 hari pada 2022, demikian temuan laporan dari jurnal medis Lancet, terbit Selasa, 14 November 2023. 

Orang yang berusia di atas 65 tahun adalah kelompok yang paling rentan terhadap kenaikan suhu. Kematian pada kelompok usia ini disebabkan oleh kenaikan suhu sebesar 47% dalam satu dekade terakhir dibandingkan dengan jumlah orang yang meninggal pada periode 1991 hingga 2000.

Temuan ini, yang dikumpulkan oleh lebih dari 100 ahli dari 52 lembaga penelitian berbeda dan badan-badan PBB termasuk Organisasi Kesehatan Dunia, memperdalam kekhawatiran atas dampak kesehatan yang ditimbulkan oleh panas.

Pada 2050, akan semakin banyak anak-anak di seluruh dunia mengalami gelombang panas yang lebih ekstrem. Dok UNICEF Kambojoa/Fani

Penelitian lain pada Juli 2023 juga menunjukkan bahwa sekitar 61.000 orang meninggal di Eropa selama gelombang panas pada musim panas 2022. Laporan tersebut menyebut kemungkinan kematian tersebut akibat panas ekstrem. 

Laporan Lancet, yang merupakan laporan kedelapan yang menilai bagaimana perubahan iklim memengaruhi kesehatan secara global, juga menemukan bahwa paparan panas mungkin telah menyebabkan hilangnya 490 miliar jam kerja pada 2022, naik hampir 42% dari periode tahun 1991 hingga 2000.

Gelombang panas yang lebih sering terjadi juga dapat menyebabkan kerawanan pangan bagi 525 juta orang pada pertengahan abad ini.

Konferensi perubahan iklim tahunan PBB (COP28) di Dubai pada akhir November ini akan fokus pada dampak kesehatan untuk pertama kalinya.