LIPUTAN KHUSUS:

7 Sungai di Trenggalek Masih Alami - Yang Mana Saja?


Penulis : Gilang Helindro

Meski begitu, sungai tersebut masuk dalam area konsesi tambang emas.

Lingkungan

Jumat, 22 Desember 2023

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID - Kabupaten Trenggalek patut berbangga. Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton) bersama Aliansi Rakyat Trenggalek (ART) yang melakukan riset kesehatan sungai di kabupaten di Jawa Timur itu menemukan, kualitas air sejumlah sungai di sejumlah titik di Trenggalek masih bersih dan alami. Bahkan, air sungai tersebut masih layak menjadi bahan baku air minum.

Dari enam Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kecamatan Kampak, Watulimo, Munjungan, dan Dongko yang diteliti, menurut temuan tersebut, kualitas airnya di 10 titik baik-baik saja. “Air sungai tersebut telah diuji fisika, kimia, dan biologi,” kata Amirudin dalam keterangan resminya, Kamis, 21 Desember 2023. 

Sepuluh titik sungai tersebut ialah:

  1. Sungai Kedung Gamping Desa Ngadimulyo Kecamatan Kampak
  2. Sungai Ngringin Desa Ngadimulyo Kecamatan Kampak
  3. Sungai Bawok - Watulawang, Area Hutan Desa Sawahan Kecamatan Watulimo
  4. Sungai Bawok - Dusun Jurang Mangu, Desa Prigi Watulimo
  5. Sungai Bawok - Desa Mergomulyo Watulimo
  6. Sungai Nglancur Desa Bangun Kecamatan Munjungan
  7. Sungai Song Desa Bangun Kecamatan Munjungan
  8. Sungai Konang Desa Pandean Kecamatan Dongko
  9. Sungai Ponggok Sumber Bening Kecamatan Dongko
  10. Sungai Pancuran Sumber Bening Kecamatan Dongko

Berdasarkan riset, kata Amirudin, sungai-sungai ini menyediakan habitat alami dengan kadar oksigen tinggi dan bernutrisi bagi biota air. 

Ecoton bersama Aliansi Rakyat Trenggalek (ART) melakukan riset kesehatan sungai di enam Daerah Aliran Sungai (DAS) Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. 12-17 Desember 2023. Foto: Ecoton

“Namun, perubahan fungsi DAS dan pencemaran domestik akan berpotensi mengubah kualitas sungai air. Perlu upaya monitoring untuk mempertahankan kesehatan sungai agar tetap alami. Sehingga, hal itu bisa mendukung kehidupan masyarakat Trenggalek,” ungkap Amirudin.

Amirudin bilang, DAS ini bermanfaat untuk industri, irigasi persawahan, dan bahan baku air minum. Sehingga, kelestariannya harus terjaga.

Amirudin menjelaskan, riset kesehatan sungai adalah bagian dan upaya pelestarian sungai dari ancaman kerusakan. 

Namun ada ancaman potensial. Kecamatan yang diriset ini ternyata juga masuk dalam kawasan konsesi tambang emas. Sehingga, informasi tentang kondisi terkini sungai-sungai yang masuk dalam kawasan tambang sangat penting. Hal itu sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan terkait pemanfaatan kawasan.

Riset berlangsung dari 12-17 Desember 2023, menguji 16 parameter kualitas air mengacu pada baku mutu air dalam Peraturan Pemerintah Nomer 22 tahun 2021. 

“Dengan mengetahui 16 parameter ini, kita akan mengetahui tingkat kesehatan sungai-sungai yang ada di Trenggalek,” ungkap Amirudin.

Untuk melengkapi uji kesehatan sungai, tim juga menginvetarisasi jenis-jenis biota air tidak bertulang belakang sebagai indikator kesehatan air atau biotilik. Hasil riset kualitas air ini bisa menjadi baseline data dalam pengambilan kebijakan peruntukan lahan dan pemanfaatan kawasan DAS di empat kecematan di Trenggalek.

Secara umum, hasil riset menunjukkan, empat sungai dalam kondisi belum tercemar atau dalam kondisi sehat dan alami.

Amirudin menyebut, ada empat rekomendasi dalam riset ini.

Pertama, sungai bisa menjadi alat ukur terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan, Perubahan ruang atau aktivitas manusia yang terjadi dalam DAS akan mempengaruhi kualitas air sungai

Kedua, sungai-sungai yang mengalir di Wilayah Kecamatan Dongko, Watulimo, Munjungan dan Kampak saat ini dalam kondisi Sehat belum tercemar namun ada ancaman pencemaran dari aktivitas manusia seperti kegiatan Perkebunan, Peternakan, Industri dan limbah cair domestic,Perlu upaya pengendalian pencemaran dan alih fungsi lahan di Kawasan DAS akan tidak semakin meningkatkan kerusakan sungai

Ketiga, sungai berperan vital bagi sumber air minum pada keempat Kecamatan  maka Perlu upaya monitoring kualitas air secara berkala (rutin) untuk mengukur kesehatan sungai dan menjaga Kualitas, Kontinuitas dan kuantitas air sungai.

Keempat, perlu Keterlibatan masyarakat, organisasi kemasyarakatan, pelajar dan komunitas untuk terlibat dalam melakukan pemantauan rutin kesehatan sungai dengan menggunakan parameter fisika kimia dan biotilik