LIPUTAN KHUSUS:
Seperti Wajah Kita, Ikan Sulawesi Ini Berubah Warna Saat Marah
Penulis : Kennial Laia
Perubahan warna pada ikan endemik Sulawesi ini menunjukkan tingkat agresivitas dan dominasinya pada ikan lain.
Biodiversitas
Minggu, 21 Januari 2024
Editor : Yosep Suprayogi
BETAHITA.ID - Di barat daya laut Sulawesi, terdapat spesies ikan medaka nan endemik bernama Oryzias celebensis. Biasanya ikan ini berukuran kecil dan berwarna putih. Mereka juga menunjukkan dimorfisme seksual yang tinggi, yang berarti rupa jantan dan betinanya sangat berbeda.
Baru-baru ini sebuah tim peneliti, yang menulis makalah pra-cetak yang belum menjalani tinjauan sejawat, menemukan bahwa ikan jantan menunjukkan tanda hitam yang khas pada sirip dan sisi tubuhnya. Tanda ini dapat berubah dengan cepat dalam hitungan detik.
Sebenarnya hal ini bukan hal baru, sebab banyak spesies yang dapat berubah warna, baik untuk berbaur dengan lingkungan sekitar atau sebagai tanda sedang mencari pasangan. Ikan gupi (Poecilia reticulata), misalnya, mengubah warna matanya menjadi hitam saat bertindak agresif di sekitar makanan.
Untuk melihat penyebab perubahan warna pada endemik Sulawesi ini, para peneliti melakukan tiga eksperimen. Pertama, di dalam akuarium yang tertutup alga berisi satu ikan betina dan dua jantan. Kedua, di dalam akuarium alga dengan tiga jantan, dan yang terakhir di dalam akuarium non-alga dengan dua jantan dan satu betina.
Hasilnya, para peneliti menemukan bahwa jumlah serangan yang sama dilakukan oleh pejantan terhadap satu sama lain, terlepas dari apakah ada betina di dalam tangki. Sementara itu dalam tangki transparan tanpa alga, tidak ada serangan atau perubahan warna yang diamati.
Para peneliti juga menemukan, jumlah serangan yang dilakukan oleh pejantan yang ekor dan sisi tubuhnya hitam lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki tanda hitam, ataupun ikan betina. “Hal ini menunjukkan bahwa pejantan dengan tanda hitam lebih agresif dibandingkan pejantan yang memiliki warna tunggal,” tulis para peneliti dalam makalah yang terbit di bioRxiv tersebut, Desember 2023.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pejantan yang bertanda hitam lebih besar kemungkinan untuk menyerang dan diserang oleh pejantan lain yang bertanda hitam, dan serangan dari pejantan tanpa tanda hitam atau betina jarang terjadi.
Ikan jantan yang tidak memiliki tanda hitam diserang oleh ikan betina, jantan tidak berwarna, dan jantan dengan tanda hitam. Betina di dalam tanki mengalami tingkat serangan yang sama dengan jantan.
Secara keseluruhan, tim peneliti tersebut berpendapat, mengingat serangan yang terjadi di antara semua ikan, kemungkinan besar mereka bersaing untuk mendapatkan sumber daya, bukan pasangan. Mereka juga mengatakan bahwa ikan jantan dengan tanda tubuh hitam adalah yang paling agresif dari ketiga kelompok ikan tersebut.
Alasan munculnya tanda hitam pada ikan jantan bisa jadi untuk menandakan dominasi dan kemampuan bertarung serta mencegah serangan menjadi bersifat fisik. “Hal ini menunjukkan bahwa perubahan warna pada O. celebensis jantan tidak hanya mengindikasikan tingkat agresivitasnya, tetapi juga sebagai tanda sosial untuk menunjukkan dominasinya terhadap ikan lainnya,” tulis para peneliti.