LIPUTAN KHUSUS:
Susah Air, Separuh Sawah di Mukomuko Jadi Kebun Sawit
Penulis : Kennial Laia
Saluran irigasi yang rusak menyebabkan sawah milik petani di Mukomuko, Bengkulu, kesulitan air.
Sawit
Jumat, 16 Februari 2024
Editor : Yosep Suprayogi
BETAHITA.ID - Sejak 2022, setengah dari luas sawah di Kabupaten Mukomuko, Bengkulu, telah berubah menjadi kebun kelapa sawit. Hal ini disebabkan oleh kekurangan air yang sangat dibutuhkan petani untuk menggarap sawah.
Suwandi, kepala desa Pondok Baru, Kecamatan Selagan Raya, menyatakan sejak 2016 desanya kekurangan air untuk irigasi. Hal ini memaksa petani beralih ke tanaman sawit. Dia memperkirakan 60 hektare atau 50 persen dari total luas sawah di kabupaten tersebut telah hilang dan berubah menjadi komoditas sawit. Sebelumnya luas sawah di kabupaten tersebut mencapai 120 hektare.
"Sudah selama enam tahun atau sejak 2016-2017 sawah di wilayah ini tidak dapat air, kemudian baru tahun 2022 lahan persawahan tersebut ditanami sawit oleh warga," kata Suwandi dikutip Antara, Kamis, 15 Februari 2024.
Menurut Suwandi, warga di Mukomuko telah mencoba menanam tanaman palawija seperti kacang, jagung, dan ubi. Namun lahan itu terbengkalai karena keterbatasan air. Masyarakat kemudian mulai menanami sawit.
Suwandi mengatakan, masyarakat sebenarnya ingin bertahan dengan sawah karena ini merupakan tradisi dan mata pencaharian utama. Selama ini air untuk kebutuhan bercocok tanam berasal dari Daerah Irigasi Air Lubuk Bangko. Namun pintu air atau intake mengalami kerusakan akibat banjir, sehingga tidak mengalir ke sawah milik petani.
Setiap tahun pihak desa mengajukan pembangunan pintu air yang baru kepada pemerintah kabupaten Mukomuko. Namun hingga kini belum terealisasi, tutur Suwandi. Di sisi lain, pembangunan ini juga telah menjadi prioritas utama dari musyawarah rencana pembangunan desa.
Merespons hal ini, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Mukomuko Apriansyah mengatakan, pihaknya mengusulkan adanya dana Rp 5 miliar untuk pembangunan intake melalui dana alokasi khusus fisik ke pemerintah pusat untuk tahun anggaran 2025.
Selain dana tersebut, Apriansyah mengatakan pihaknya juga mengajukan pembangunan saluran irigasi yang rusak di Kecamatan Selagan Raya.