Tips Mudik Minim Sampah ala KLHK

Penulis : Gilang Helindro

Sampah

Sabtu, 06 April 2024

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID - Hasil survei yang dilakukan Kementerian Perhubungan melalui Badan Kebijakan Transportasi bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik, Kementerian Komunikasi dan Informatika menyebut, potensi pergerakan masyarakat selama lebaran 2024 (Idul Fitri 1445 Hijriah) secara nasional mencapai 193,6 juta orang atau sekitar 71,7 persen dari jumlah penduduk Indonesia.

Angka tersebut meningkat dibanding potensi pergerakan masyarakat pada masa Lebaran 2023 sekitar 123,8 juta orang. Novrizal Tahar, Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memprediksi akan terdapat peningkatan 10 hingga 20 persen sampah sisa makanan di Indonesia, jumlahnya bahkan meningkat di saat bulan Ramadhan. “Semestinya momen ini ajang mengendalikan hawa nafsu,” kata Novrizal, Sabtu, 30 Maret 2024.

Novrizal menyebut Indonesia termasuk negara penghasil sampah makanan terbesar di dunia. Dengan komposisi sampah makanan 41,7 persen dari total sampah yang dihasilkan atau sekitar 30 juta ton per tahun. “Sekitar 58 juta kilogram sampah tambahan akan timbul dalam rentang waktu dua minggu arus mudik dan balik pada 2024,” kata Novrizal.

Berdasarkan data Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP), Indonesia menduduki peringkat ke-121 dari 196 negara menyoal sampah makanan. Akan tetapi, peringkat ini harus dimaknai secara komprehensif. Indonesia memproduksi 20,9 juta ton sampah makanan per tahun. Artinya, setiap penduduk Indonesia memproduksi 77 kilogram sampah makanan per kapita per tahun.

Ilustrasi: Sampah berserakan di antara kemacetan di arah keluar pintu tol Pejagan, di H-2 Lebaran, Jawa Tengah, 4 Juli 2016. ANTARA/Rosa Panggabean

Limbah makanan adalah masalah global utama yang memiliki dampak negatif terhadap lingkungan, masyarakat, dan perekonomian suatu negara. Dalam laporannya UNEP, sekitar 931 juta ton makanan terbuang setiap tahun, menyumbang 8 hingga 10 persen emisi karbon internasional terkait makanan yang tidak dikonsumsi. 

Novrizal mengatakan, langkah pertama untuk mengatasi masalah sampah makanan dengan tidak menyisakan makanan. Salah satu gerakan yang dikampanyekan KLHK adalah habiskan makanan tanpa sisa. “Berikutnya sisa makanan bisa dikomposkan di rumah,” ungkap Novrizal.

Komposting penting dilakukan, kata Novrizal, dari setiap rumah tangga bisa menyelesaikan masalah persampahan organik dengan komposting. "Kalau komposting bisa dilakukan secara konsisten, 90 hingga 95 persen masalah sampah bisa diselesaikan sendiri. Lima persennya bisa minta sistem persampahan kota untuk selesaikan," kata Novrizal.

Dalam program KLHK #mudikminimsampah ada lima tips yang bisa diterapkan:

  1. ⁠Bawa botol minum untuk tempak air minum maupun kopi dan teh
  2. ⁠⁠Bawa tas guna ulang untuk berbelanja dan hindari penggunaan plastik sekali pakai
  3. Bawa wadah makan dan alat makan yang dapat digunakan ulang
  4. ⁠Ambil makanan secukupnya dan selalu habiskan makanan #makantanpasisa
  5. ⁠⁠Buang sampah sesuai dengan jenisnya