Pohon Purba Ternyata Malaikat Pelindung Spesies Terancam Punah
Penulis : Kennial Laia
Hutan
Sabtu, 06 April 2024
Editor : Yosep Suprayogi
BETAHITA.ID - Pohon-pohon purba di dunia berusia ratusan tahun tampak layaknya mahluk yang merenta. Ukuran dan tingginya mengecil karena usia, dengan penampilan gersang di sana sini karena cabangnya mati dan gundul. Kulit kayunya kerap lebih kasar dengan retakan di mana-mana, dengan beberapa bagian yang membusuk di bagian batang.
Tapi ini tidak berarti mereka sudah selesai. Jauh dari anggapan itu, pohon-pohon paling tua di hutan ini membantu mencegah hilangnya spesies yang terancam punah di alam liar. Oleh karena itu, menurut sebuah penelitian dari University of Barcelona yang diterbitkan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, melestarikan pohon-pohon tertua di hutan sangatlah penting untuk melindungi keanekaragaman hayati di ekosistem hutan, yang semakin terkena dampak perubahan iklim global.
Riset tersebut melihat kasus lumut serigala (Letharia vulpina)—yang terancam di seluruh Eropa—yang kini berlindung di pepohonan tertua di pegunungan tinggi Pyrenees. Penelitian ini juga menjadi yang pertama mengungkapkan peran penting pohon tertua dalam konservasi makhluk hidup lain berkat karakteristik dan fisiologi uniknya.
Pohon-pohon tua jadi tempat berlindung kehidupan
Lumut serigala (Letharia vulpina) merupakan spesies dengan sebaran sangat terbatas dan banyak ditemukan di hutan yang matang dan pepohonan berumur panjang. Tanaman ini berasal dari benua Amerika, juga ditemukan di Eropa dan Semenanjung Iberia, di daerah pegunungan sedang dan tinggi. Dalam riset tersebut, peneliti menemukan bahwa keberadaan lumut ini di Pyrenees dikaitkan dengan pohon yang berumur paling panjang, khususnya pinus hitam (Pinus uncinata).
Sergi Munné-Bosch, peneliti dari Fakultas Biologi dan Lembaga Penelitian Keanekaragaman Hayati (IRBio) University of Barcelona mengatakan, pohon-pohon tua tersebut ditemukan di tempat paling terpencil.
“Mereka tumbuh di bebatuan dengan substrat yang sangat sedikit dan menunjukkan karakteristik unik dalam hal struktur dan komposisi. Secara khusus, pinus hitam bahkan dapat hidup lebih dari satu milenium, dan pembusukannya akan menjadi faktor penting yang memfasilitasi keberadaan lumut kerak,” kata Munné-Bosch, Selasa, 2 April 2024.
“Paradoksnya, semakin buruk kondisi pohon-pohon tersebut, semakin bermanfaat pula bagi ekosistem (konservasi lumut). Dengan kata lain, semakin tidak penting pohon-pohon tersebut secara individu karena penurunan jumlahnya, maka semakin penting pula perannya bagi ekosistem secara keseluruhan,” ujar Munné-Bosch, yang disebut-sebut sebagai salah satu pakar paling berpengaruh di dunia dalam daftar Clarivate Analytics tahun 2023.
Menurut studi tersebut, habitat terbaik untuk kelangsungan hidup lichen L. vulpina adalah pohon tertua di hutan. Dalam kasus pohon centenarian dan millenarian, kesederhanaan perkembangannya, pertumbuhan modular yang memungkinkan mereka merespons cedera dan kerusakan dengan lebih baik, dan toleransi yang tinggi terhadap kondisi ekstrem seperti tekanan air dan suhu ekstrem merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pohon tersebut.
“Ini menjelaskan umur panjang mereka di lingkungan alam,” ujar Ot Pasques, pakar dari Departemen Biologi Evolusi, Ekologi dan Ilmu Lingkungan dan IRBio University of Barcelona.
Menurut Munné-Bosch, pohon mempunyai batas kelangsungan hidup dalam kondisi ekstrem, namun mereka dapat bertahan hidup dengan sedikit sumber air dan nutrisi. Mereka mampu bertahan dalam kondisi ekstrim dan hidup lebih lama, berkat pertumbuhan modular dan pengelompokan kerusakan yang dapat mempengaruhi mereka.
“Pertumbuhan yang lambat, yang dikaitkan dengan respons terhadap stres—seperti suhu dingin yang khas di pegunungan tinggi atau kekeringan, yang semakin sering terjadi di musim panas—juga mendukung umur panjang pohon-pohon ini,” katanya.
Terancam aktivitas manusia
Umur panjang adalah salah satu kunci biologis yang menjelaskan fungsi ekologi unik pohon, sehingga penting untuk melindungi spesies dan pohon tua di wilayah pegunungan yang paling terpencil.
“Semua individu dalam suatu populasi sangat diperlukan tidak hanya untuk populasi dan spesies tertentu, namun juga untuk keseluruhan ekosistem global. Semuanya saling terkait erat, dan bahkan penurunan dan kematian pohon memainkan peran penting dalam melestarikan keanekaragaman hayati dan ekosistem,” kata Munné -Bosch.
Menurut riset tersebut, kondisi lingkungan tidak menjadi masalah bagi pohon-pohon ini. Sayangnya keberlangsungan pohon-pohon ini justru terancam oleh aktivitas manusia, terutama penebangan pohon.
“Hanya dengan rasa hormat yang mendalam terhadap alam dan kehidupan makhluk hidup lainnya kita dapat melestarikan umur panjang yang luar biasa dari pohon-pohon ini,” kata Pasques.
“Dan seperti yang telah kita temukan dalam penelitian ini, hal ini juga akan menentukan pelestarian seluruh keanekaragaman hayati seperti yang kita kenal sekarang,” ujarnya.