Puntung Rokok Sumber Mikroplastik Berbahaya

Penulis : Gilang Helindro

Sampah

Jumat, 03 Mei 2024

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID - Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyoroti pentingnya penanganan sampah puntung rokok. 

Muhammad Reza Cordova, peneliti itu, menyatakan dampak sampah puntung rokok terhadap lingkungan perlu diteliti, karena puntung rokok termasuk sumber mikroplastik, yang membawa kandungan polutan dan dapat membahayakan manusia.

Reza menjelaskan, puntung rokok yang menggunakan filter yang berbahan selulosa asetat akan terurai menjadi serat mikroplastik di lingkungan.

"Hal pertama yang terjadi adalah lapisan kertas yang melapisi selulosa asetat robek, kemudian bagian puntung ujung akan lepas duluan, terjadi proses fragmentasi. Semakin tinggi suhunya akan semakin mempercepat proses fragmentasi," kata Reza dalam diskusi daring, pada Rabu, 1 Mei 2024.

Sampah puntung rokok tidak terkelola dan mencemari perairan dan laut. Foto: Istimewa

Filter rokok digunakan untuk menyaring kandungan nikotin dan senyawa kimia berbahaya. Namun, kata Reza, setelah dibuang tanpa pengelolaan dan terpapar panas dalam jangka waktu yang lama fiber selulosa asetat akan lepas satu per satu ke lingkungan.

Reza bilang, penelitian memperlihatkan sebanyak 200 partikel mikrofiber lepas per hari dari sebuah puntung rokok setelah terpapar di alam. "Lalu, sambil membawa polutan yang ada di dalam tembakau, rokok masuk ke laut, ke pantai. Ternyata permasalahannya kompleks," ungkap Reza.

Reza menambahkan, jika puntung rokok sudah dibuang, puntung rokok itu berpotensi menyerap polutan yang ada di alam, sehingga mikrofiber yang terlepas dari puntung rokok itu tidak hanya terdiri dari benang plastik tapi juga membawa polutan lain.

Jika polutan lepas ke udara maka bisa masuk ke dalam saluran pernapasan manusia atau biota yang hidup di darat. Plastik mikro fiber tersebut juga bisa bergerak terbawa arus dan tidak sengaja termakan ikan, plankton, kerang-kerangan yang ujung-ujungnya kita makan. 

“Artinya, racun-racun yang ada di sana sudah lebih kompleks, nanti ujung-ujungnya masuk ke dalam biota, termasuk manusia," kata Reza.

Ketua Yayasan Lentera Anak Lisda Sundari mengatakan, tingkat konsumsi rokok yang cukup tinggi di Indonesia mengakibatkan dampak dari sampah puntung rokok menjadi signifikan jika tidak tertangani. Untuk itu, salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan mengurangi di tingkat hulu. "Dengan menurunkan prevalensi perokok maka konsumsi rokok terkurangi. Maka, akan mengurangi sampahnya," ungkap Lisda.

Sementara di hilir, pihaknya menyerukan agar produsen rokok bertanggung jawab dalam penanganan lebih lanjut sampah puntung rokok.