Mampirlah ke Pameran Bloody Nickel Sebelum ke Ekspo Mobil Listrik

Penulis : aryo Bhawono

Tambang

Sabtu, 04 Mei 2024

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID -  Sebelum bertandang ke pameran mobil listrik (Electric Vehicle/EV) di JIExpo Kemayoran, Jakarta, mampirlah ke pameran foto ‘Bloody Nickel’ di Taman Ismail Marzuki (TIM). Pameran ini paling tidak memberikan pemahaman, bahwa kendaraan listrik tak sebersih yang dikampanyekan pemerintah.

Sebanyak 48 foto terpampang di dinding galeri Cipta 1 TIM, Jakarta padan Jumat (3/5/2024). Meski pencahayaan dan objek terlihat sempurna, nyaris seluruh foto tak sedap dipandang mata karena lebih banyak bercerita soal kerusakan tambang dan pengolahan nikel. 

Potret-potret itu merekam kehancuran pesisir, krisis air bersih, kemiskinan, pencemaran, hingga dampak sosial di empat provinsi penghasil nikel. Keempat provinsi itu adalah Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara.  

“Kalau Anda berada di Lelilef, Halmahera, tempat PT IWIP (Indonesia Weda Bay Nikel) berdiri, seburuk-buruknya kondisi udara di Jakarta itu belum apa-apanya. Debu aktivitas tambang dan smelter memenuhi udara,” ucap Adlun Fikri, fotografer sekaligus Juru Bicara Koalisi Save Sagea.

Adlun Fiqri melihat karya fotonya yang dipamerkan dalam pameran foto ‘Bloody Nickel’ di Taman Ismail Marzuki, Jakarta pada Jumat (22/5/2024). Foto: Aryo Bhawono/ Betahita

Sagea, desa tempat tinggal Adlun berjarak 11 kilometer  dari komplek industri nikel itu. Jarak ini tak mampu menghindarkan desa itu dari kerusakan industri dan tambang nikel. Ada 11 izin tambang nikel disana, dan salah satu aktivitas mereka merusak Sungai Sagea, sumber air bersih di desa.

Dampak sama dirasakan oleh warga Torobulu, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Ayunia Muis. Sumber air di desa tempatnya tinggal dilibas tambang nikel. Kini, air bersih harus dibeli dengan harga Rp 50 ribu untuk tiap tandon dan hanya cukup memenuhi kebutuhan tiga hari.  

Tak hanya itu, perairan tempat warga menggantung nasib juga rusak. 

“Dulu desa kami disebut sebagai kampung dolar karena produksi ikan yang melimpah. Tapi kini ikan sudah hilang, kalau pun ada harus melaut lebih jauh dan hasilnya tak seperti dulu lagi,” ucapnya.

Tak hanya itu, warga yang menolak tambang kini diancam dengan kriminalisasi. Setidaknya ada 12 orang yang mendapat surat panggilan dari polisi dan dua orang sudah ditetapkan sebagai tersangka.    

Derita di Torobulu ini pun tak luput dari pameran foto itu. Beberapa foto kerusakan pesisir dan daratan terekam di dinding galeri. 

Peneliti Center of Economic and Law Studies (Celios), Atina Rizqiana, menyebutkan pengalaman dan foto ini menunjukkan ironi atas omongan pemerintah soal keberhasilan hilirisasi. 

“Pemerintah bilang bada nilai tambah dengan hilirisasi tapi nyatanya justru kontradiktif di lapangan,” ucap dia. 

Pengurus School of Democratic (SDE), Hendro Sangkoyo, menyebutkan pemerintah selama ini menggadang-gadang bahwa hilirisasi nikel ini akan mendorong Indonesia menjadi pemain besar dalam pengembangan kendaraan listrik yang ramah lingkungan. Namun kerusakan lingkungan dan derita masyarakat justru lebih banyak tergambar.

“Ini digadang rendah karbon tapi justru tinggi korban. Eksploitasi pun menunjukkan bahwa kawasan kaya listrik itu ibaratnya koloni (dalam penjajahan),” kata dia.     

Pameran ini sendiri digelar oleh koalisi LSM seperti Jaringan Advokasi Tambang (Jatam), Satya Bumi, Trend Asia, Celios, Koalisi Rakyat Untuk Keadilan Perikanan (Kiara), Auriga Nusantara, dan lainnya. 

Koordinator Jatam, Melky Nahar mengungkap pameran ini digelar sengaja bersamaan dengan pameran Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) yang digelar oleh Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) mulai 30 April hingga 5 Mei 2024 di JIExpo, Kemayoran Jakarta. 

“Kami ingin masyarakat melihat EV itu tak seramah yang diomongkan. Kerusakan lingkungan, pencemaran karena PLTU dan produksi, dan pengabaian hak masyarakat ada di dalam produk baterai itu, dimana Nickel merupakan salah satu bahan baterainya. Jadi bagi yang ingin ke pameran EV silahkan mampir ke pameran Bloody Nickel ini untuk melihat kotornya EV,” kata dia. 

Selain foto, pameran ini menampilkan seni instalasi, ilustrasi, dan diskusi serta performance art.