Bunga Bangkai Berusia 35 Tahun Mekar di Kebun Raya Cibodas

Penulis : Raden Ariyo Wicaksono

Biodiversitas

Kamis, 30 Mei 2024

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID - Indukan bunga bangkai, dengan nomor koleksi 28 di Kebun Raya Cibodas, mekar untuk yang ketujuh kalinya. Induk tumbuhan tersebut dikoleksi dari Sungai Manau, Batang Suliti, Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat, Sumatera Barat.

Spesies tumbuhan bernama ilmiah Amorphophallus titanum Becc yang mekar ini pertama kali mekar pada 2003, dengan tinggi perbungaan mencapai 2,7 meter. Kemudian pada 2007, bunga tersebut mekar kembali dengan ketinggian mencapai 3,17 meter, pada 2011 mencapai 3,2 meter, 2016 mencapai 3,735 meter, 2017 mencapai 3,4 meter, dan 2020 mencapai 3,52 meter. Bunga bangkai tersebut saat ini diperkirakan sudah berumur 35 tahun.

Menurut data hasil pemantauan unit pengelolaan koleksi ilmiah Kebun Raya Cibodas, tunas bunga yang saat ini mekar mulai teramati pada 28 Februari 2024. Bunga ini mekar sempurna tepat pada Sabtu (25/5/2024), sekitar pukul 22.03 WIB, dengan tinggi spadik 340 sentimeter (3,40 meter) dan lebar spata-nya 159 cm.

Diketahui, pada 2016 tinggi bunga individu tumbuhan ini mencapai 3,735 meter. Namun setelah itu, tinggi bunganya belum ada yg mencapai 3,7 meter atau lebih.

Indukan bunga bangkai berusia sekitar 35 tahun mekar untuk ketujuh kalinya di Kebun Raya Cibodas. Foto: BRIN.

Peneliti Ahli Muda Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN, Destri, mengatakan, ketika berbunga pada 2016 (3,735 meter) dan langsung berbunga lagi di 2017 (3,4 meter) tanpa ada fase vegetatif. Sehingga, mempengaruhi cadangan makanan yang terdapat di umbi, karena untuk sekali berbunga akan membutuhkan energi besar.

“Karenanya, tumbuhan ini butuh waktu untuk memasok cadangan energi di umbi. Hingga suatu saat nanti bisa kembali pada kondisi yang sama dengan tahun 2016 atau mungkin lebih,” kata Destri, dalam sebuah rilis, Minggu (26/5/2024).

Destri menuturkan, nanti akan ada masa tumbuhan bunga bangkai berada pada fase atau fenomena, yang mana saat cadangan makanan terkumpul sangat banyak, maka tumbuhan ini akan berbunga dengan ketinggian yang lebih dari biasanya.

Tumbuhan yang memiliki bentuk perbungaan menjulang tinggi dengan tongkol atau spadiks yang dikelilingi oleh seludang bunga (spatha) yang saat mekar berwarna merah hati ini termasuk Tumbuhan asli Indonesia endemik Sumatera. Tumbuhan ini selain memiliki aroma yang khas seperti bau bangkai, juga mempunyai perbungaan terbesar di dunia atau disebut sebagai the giant inflorescent in the world.

Tumbuhan ini, imbuh Destri, memiliki masa berbunga empat tahun sekali dengan tiga fase pertumbuhan, yaitu fase vegetatif (berdaun), generatif (berbunga), dan fase dorman (istirahat). Saat tumbuhan ini berbunga, kita hanya bisa menikmatinya selama tiga hingga lima hari.

“Hal tersebutlah yang menarik perhatian masyarakat untuk melihatnya,” ucapnya.

Tumbuhan yang termasuk dalam kategori spesies terancam punah berdasarkan penilaian dari International Union for Conservation of Nature (IUCN) pada 2018 ini pun dilindungi keberadaannya dengan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999.