Fix, Kucing Makan Tumbuhan Kalau Lapar

Penulis : Kennial Laia

Spesies

Sabtu, 08 Juni 2024

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID -  Meskipun tergolong hewan karnivora, kucing, baik di alam liar maupun di penangkaran, memakan tumbuhan. Secara khusus, Panthera uncia—atau macan tutul salju—tampaknya lebih menyukai spesies tumbuhan tertentu meskipun biasanya tidak cocok untuk pola makan herbivora.

Perilaku memakan tumbuhan ini menjadi misteri di kalangan ilmuwan. Beberapa hipotesis yang diajukan mencakup nutrisi tambahan atau hidrasi, pengobatan penyakit sendiri, dan bantuan pencernaan. Namun alasan pasti mengapa kucing alpine mengonsumsi tanaman masih menjadi misteri.

Kini, tim peneliti dari Kyoto University telah mengidentifikasi DNA hewan dan tumbuhan mangsa di dalam kotoran macan tutul salju. Studi mereka menemukan bahwa genus tumbuhan Myricaria paling sering muncul dalam analisis terhadap 90 sampel tinja macan tutul salju liar yang dikumpulkan di Republik Kyrgyzstan. Studi ini dipublikasikan di Royal Society Open Science.

“Mengingat kucing pada dasarnya adalah karnivora, kami terkejut melihat frekuensi Myricaria yang lebih tinggi dalam sampel dengan sedikit atau tanpa jejak DNA hewan mangsa. Ini menunjukkan bahwa tanaman tersebut dikonsumsi oleh macan tutul salju ketika mereka lapar,” jelas Kodzue Kinoshita, ketua tim penelitian dari Sekolah Pascasarjana Studi Wilayah Asia dan Afrika di bidang Ekologi dan Lingkungan KyotoU, Jumat, 7 Juni 2024. 

Macan tutul salju memakan tumbuhan di Sapporo Maruyama Zoo, Hokkaido, Jepang. Dok. KyotoU/Hiroto Yoshimura

Selain kotoran macan tutul salju, tim Kinoshita juga mengumpulkan 36 sampel dari mamalia lain di habitat pegunungan Cagar Alam Sarychat-Ertash di Kyrgyzstan, menandai penelitian pertama yang mengevaluasi hubungan antara hewan mangsa dan tumbuhan dalam kotoran kucing.

Dalam penelitian sebelumnya terhadap 41 spesies felid yang masih ada, peneliti menemukan tumbuhan di kotoran 24 spesies. Di antaranya, kotoran macan tutul salju mengandung hingga 45% Myricaria. Namun, hasil yang tidak meyakinkan ini tidak dapat menentukan apakah Myricaria lebih banyak terdapat pada kotoran macan tutul salju dibandingkan tanaman lain atau apakah fenomena Myricaria hanya terjadi pada macan tutul salju.

Investigasi tim, yang menerapkan pendekatan berbasis molekuler, telah memberikan wawasan tentang kelimpahan tanaman Myricaria yang signifikan pada kotoran macan tutul salju dan tidak adanya tanaman tersebut pada kotoran mamalia lainnya. Selain itu, kotoran yang mengandung tumbuhan ini seringkali tidak mengandung hewan mangsa.

“Melalui penelitian inovatif kami, kami berharap dapat memberikan wawasan mengenai peningkatan lingkungan penangkaran dan rencana konservasi yang lebih sesuai untuk macan tutul salju,” kata Kinoshita.