UNEP Nilai Janji NDC Gagal Setop Deforestasi

Penulis : Raden Ariyo Wicaksono

Deforestasi

Kamis, 13 Juni 2024

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID - Terlepas dari komitmen global untuk menghentikan deforestasi pada 2030, hanya 8 dari 20 negara dengan tingkat deforestasi hutan tropis tertinggi yang telah mengukur target hutan dalam rencana aksi iklim nasional mereka, yang juga dikenal sebagai Komitmen Kontribusi Nasional atau Nationally Determined Contributions (NDC).

Hal tersebut jadi salah satu temuan utama dari laporan UN-REDD berjudul “Raising ambition, accelerating action: Towards enhanced Nationally Determined Contributions for forests," yang diterbitkan Senin (10/6/2024), saat negara-negara berkumpul untuk Konferensi Perubahan Iklim Bonn.

Dalam rilis resmi UN Environment Programme (UNEP) disebutkan, laporan tersebut mengungkapkan adanya kesenjangan besar dalam perlindungan, pengelolaan, dan restorasi hutan dalam NDC yang ada saat ini, yang menguraikan rencana adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Dianalisis oleh para ahli iklim di UNEP, laporan tersebut menunjukkan bahwa komitmen NDC yang disampaikan antara 2017-2023 tidak memenuhi ambisi global untuk menghentikan dan membalikkan deforestasi pada 2030.

UNEP menilai, hutan memainkan peran kunci dalam mencapai Perjanjian Paris tentang perubahan iklim, karena hutan memiliki potensi untuk berkontribusi sepertiga dari pengurangan emisi yang diperlukan untuk menutup kesenjangan mitigasi pada 2030.

PT Mayawana Persada diduga terus melakukan pembukaan lahan gambut serta hutan alam yang menjadi habitat orang utan di Kalimantan Barat. Dok Istimewa

Meskipun 11 dari NDC berisi target terukur yang berkaitan dengan aforestasi (penghijauan) dan reforestasi, mitigasi perubahan iklim membutuhkan pengurangan deforestasi terlebih dahulu, karena diperlukan waktu bertahun-tahun untuk menangkap karbon yang hilang akibat deforestasi di area yang setara dengan penghijauan dan restorasi.

Menurut UNEP, untuk lebih menyelaraskan upaya nasional, NDC juga penting untuk mengintegrasikan strategi nasional yang ada untuk mengurangi emisi dari deforestasi dan degradasi hutan, yang telah diadopsi oleh 15 dari 20 negara.

Mengingat peran hutan dalam mengatur siklus hidrologi, menahan suhu ekstrem, mencegah kejadian cuaca ekstrem, serta melindungi keanekaragaman hayati dan kesehatan manusia, ambisi untuk mengakhiri deforestasi sangat penting bagi umat manusia untuk menghindari risiko yang luar biasa bagi kita, planet kita, dan kehidupan yang didukungnya. Namun, laporan ini menunjukkan bahwa tingkat deforestasi global terus meningkat, meskipun terjadi penurunan di Brasil.

"Setelah target tahun 2020 yang ditetapkan oleh para pemimpin dunia untuk mengurangi separuh kehilangan hutan tidak tercapai, kita harus memastikan bahwa target tahun 2030 tidak akan mengalami nasib yang sama," ujar Dechen Tsering, Pelaksana Tugas Direktur Divisi Iklim UNEP.

Dechen Tsering menambahkan, rencana aksi iklim, yang akan berakhir pada 2025, harus memiliki tujuan yang ambisius, konsisten, terperinci, terarah, dan dapat ditindaklanjuti untuk konservasi, restorasi, dan pemanfaatan hutan secara berkelanjutan. Hal ini termasuk membangun kebijakan lingkungan nasional yang sudah ada, sambil meningkatkan dukungan bagi masyarakat adat dan masyarakat lokal, yang merupakan garda terdepan dalam menjaga hutan.

Laporan ini menyerukan kolaborasi internasional yang mendesak untuk meningkatkan ambisi NDC. Seiring dengan persiapan negara-negara untuk mengajukan NDC putaran berikutnya untuk COP30--yang dikenal sebagai NDC 3.0, dengan jangka waktu hingga 2035--laporan ini mendesak negara-negara, terutama yang memiliki tutupan hutan yang luas, untuk memasukkan target konkret dan terukur terkait hutan dalam revisi NDC mereka.

Peningkatan ambisi NDC harus disertai dengan tindakan yang kuat dan segera. Dukungan keuangan yang dapat diprediksi dalam skala besar untuk negara-negara kaya hutan akan dibutuhkan untuk mengambil langkah-langkah ini.

UNEP sendiri adalah suara global terkemuka di bidang lingkungan hidup. UNEP memberikan kepemimpinan dan mendorong kemitraan dalam merawat lingkungan dengan menginspirasi, menginformasikan, dan memungkinkan negara dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup mereka tanpa mengorbankan kualitas hidup generasi mendatang.