Ecoton Usulkan Tes Kadar Mikroplastik untuk yang akan Menikah

Penulis : Gilang Helindro

Lingkungan

Jumat, 26 Juli 2024

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID - Sejumlah aktivis Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) mendatangi Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gresik, Jalan Jaksa Agung Suprapto No 39, Sumursango, Bedilan Kecamatan Gresik, Jawa Timur. Mereka di sana mengampanyekan soal mikroplastik dalam plasenta ibu hamil yang dapat mengganggu kesehatan janin. “Kami menuntut agar bayi-bayi dilindungi dari ancaman mikroplastik,” kata Alaika Rahmatullah, koordinator Aksi Ecoton, dikutip Kamis, 25 Juli 2024. 

Para aktivis meminta agar setiap calon pengantin diwajibkan melakukan uji mikroplastik dalam feses, sperma, dan kulit untuk memastikan calon pengantin bebas dari kontaminasi mikroplastik. “Harus ada pembaharuan dalam materi bimbingan perkawinan bagi calon pengantin termasuk uji mikroplastik, karena material ini mengancam kesehatan reproduksi,” kata Alaika.

Alaikan mengatakan, Indonesia menjadi salah satu negara dengan konsumsi mikroplastik tertinggi di dunia, yaitu 15 gram per bulan, setara dengan 1 kartu ATM, berdasarkan studi Cornell University dalam jurnal Environmental Science & Technology. Sepanjang bulan Juli Ecoton sendiri telah melakukan penelitian mikroplastik pada udara di 5 Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Kelimpahan mikroplastik tertinggi yaitu di Kabupaten Gresik dengan jumlah 26,21 partikel/2 jam. Mikroplastik pada udara berpotensi besar masuk ke tubuh manusia.

Jika masalah mikroplastik tidak ditangani dengan serius, kata Alaika, ini bisa menjadi bencana lingkungan yang lebih besar. Saat ini mikroplastik telah menjerat tubuh manusia. Dalam feses ditemukan sebanyak 17 partikel/10 gramnya, plasenta ibu hamil 12 partikel atau seperempat plasenta, dalam sperma 0,45 partikel/ml, air susu ibu (ASI) 2,3 partikel/ml, paru-paru manusia 1,50 partikel/g, pembuluh darah manusia 24,5 μg/mg plak, hati manusia 4,6 partikel/g, testis 15,52 partikel/g, urin 23 partikel/ml, ginjal 43 partikel/gram.

Sejumlah aktivis Ecoton mendatangi Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gresik. Aksi ini menggambarkan bahwa dalam plasenta ibu hamil terdapat mikroplastik yang dapat mengganggu kesehatan janin. Foto: Istimewa/Ecoton

Mengabaikan masalah mikroplastik dapat mengancam kesehatan dan kesejahteraan generasi mendatang. Mikroplastik layaknya magnet yang dapat menyerap dan mengikat polutan, misalnya logam berat, bakteri maupun virus yang ada di sekitarnya. Diketahui plastik mengandung senyawa EDC yang dapat mengubah fungsi sistem endokrin dan akibatnya berdampak negatif pada makhluk hidup dan keturunannya, seperti gangguan reproduksi, perkembangan abonormal pada anak-anak, gangguan metabolisme seperti obesitas, diabetes, bahkan gangguan fungsi tiroid.

Alaika bilang, mikroplastik menurunkan kesehatan sperma, yaitu menyebabkan sperma tidak sehat dan sulit bergerak. Sekitar 40 persen laki-laki mengalami masalah gangguan produksi sperma. "Lebih lanjut, zat kimia pada mikroplastik yang masuk ke sistem reproduksi perempuan dapat mengakibatkan perubahan siklus menstruasi dan penurunan kesehatan reproduksi," kata Alaika.

Amir Rofiq ketua Asosiasi Penghulu Republik Indonesia mengatakan mikroplastik termasuk pengetahuan baru dan penting dampaknya bagi kesehatan. "Maka kami sebagai penghulu di 10 wilayah di Kabupaten Gresik akan melakukan sosialisasi tentang bahaya mikroplastik kepada masyarakat," ungkapnya.

Sri Subaidah, Kepala DLH Kabupaten Gresik mengaku pihaknya akan membuat usulan kepada KLHK untuk memasukkan parameter mikroplastik dalam pemantauan lingkungan. "Hasil riset yang dilakukan ECOTON Bisa menjadi bahan pendukung," ungkap Sri.