11 Tahun, 810 Ribu Hektare Kawasan Konservasi Terbakar

Penulis : Raden Ariyo Wicaksono

Karhutla

Selasa, 13 Agustus 2024

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia jadi momok, bahkan bagi kawasan konservasi. Mapbiomas Indonesia - Fire mencatat, dari 6,1 juta hektare luas akumulasi areal hutan dan lahan yang terbakar, dalam periode 2013-2023, sekitar 810 ribu di antaranya merupakan kawasan konservasi, yang pengelolaannya di bawah kewenangan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Peneliti Yayasan Auriga Nusantara, Yustinus Seno menyampaikan, angka luas areal kawasan konservasi yang terbakar di Indonesia, dalam rentang waktu 2013-2023, secara akumulasi sebesar 810.707 hektare. Areal kawasan konservasi yang paling luas terbakar adalah taman nasional yang mencapai, 419.960 hektare.

"Selanjutnya, suaka margasatwa seluas 190.897 hektare, cagar alam 119.743 hektare, kawasan suaka alam/kawasan pelestarian alam 48.626 hektare, taman hutan raya 19.711 hektare, taman wisata alam 9.746 hektare, dan taman buru 2.023 hektare," kata Yustinus, Senin (12/8/2024).

Yustinus menambahkan, kawasan konservasi dengan areal terbakar terluas berada di Suaka Margasatwa Pulau Dolok. Dalam kurun waktu 11 tahun, areal yang mengalami kebakaran di suaka margasatwa yang berada di Pulau Dolok, Kecamatan Kimaam, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan, itu luasnya 119.441 hektare.

Beberapa relawan pemadaman kebakaran berlari memasuki areal yang terbakar di Taman Nasional Tanjung Puting, Oktober 2015 lalu. Foto: Raden Ariyo Wicaksono/Betahita,id

Diberitakan sebelumnya, Mapbiomas Indonesia - Fire menghitung jumlah total luas kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia pada periode 2013 sampai 2023 menyentuh angka 10.949.337 hektare, lebih luas hampir 1,3 juta hektare dari kebakaran versi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang sebesar 9.623.042 hektare.

Dari angka itu, sekitar 7.156.289,6 hektare di antaranya terjadi di areal yang sama seluas 2.337.678,2 hektare lebih dari satu kali. Dengan lain perkataan, ada sekitar 2,3 juta hektare areal hutan dan lahan di Indonesia yang terbakar berulang kali dalam periode itu. Frekuensi keberulangan kebakaran tersebut mulai dari 2 kali sampai 11 kali.

"Yang paling banyak 11 kali. Luas arealnya 3.725,31 hektare. Jadi maksudnya, areal yang sama itu mengalami 11 kali kebakaran dalam 11 tahun. Kalau dirata-rata, setiap tahun areal itu mengalami kebakaran satu kali," kata Yustinus.

Mapbiomas Indonesia - Fire merupakan platform pemantauan kebakaran hutan dan lahan yang dikembangkan oleh Mapbiomas Indonesia. Platform ini menyajikan data/peta lahan terbakar di Indonesia pada 2013 hingga 2023. Data-data tersebut juga tersedia sesuai dengan kelas penutupan dan penggunaan lahan berdasarkan MapBiomas Indonesia Landy Koleksi 2.0.

Ada beberapa produk yang dihasilkan Mapbiomas Indonesia - Fire, di antaranya peta area terbakar tahunan, frekuensi kebakaran, kebakaran bulanan, akumulasi kebakaran, area kebakaran pada kelas penutupan dan penggunaan lahan berdasarkan Mapbiomas Indonesia Landy Koleksi 2.0.

Mapbiomas Indonesia - Fire dikembangkan oleh jejaring masyarakat sipil yang ada di beberapa daerah, yakni Auriga Nusantara, Jerat Papua, Save Our Borneo (SOB), Green of Borneo (GoB), Hutan Alam dan Lingkungan Aceh (HAkA), Genesis Bengkulu, Hutan Kita Institute (HaKI), Mnukwar, Kompas Peduli Hutan (Komiu), dan Sampan Kalimantan. Dengan didukung oleh Mapbiomas dan Woods Wayside International (WWI).