Dicari, para Pahlawan Biodiversitas!
Penulis : Kelakai, JAKARTA
Lingkungan
Jumat, 06 September 2024
Editor : Yosep Suprayogi
BETAHITA.ID - Yayasan KEHATI kembali menyelenggarakan KEHATI Award 2024. Kegiatan dua tahunan ini merupakan ajang penghargaan keanekaragaman hayati yang bertujuan untuk mengapresiasi upaya-upaya yang telah dilakukan individu dan kelompok yang melakukan penyelamatan lingkungan serta berusaha keras untuk mengurangi kerusakan alam, khususnya di tingkat tapak.
“Kami telah melihat begitu banyak kontribusi positif dalam program lingkungan yang dilakukan oleh individu maupun lembaga masyarakat. Sudah sepatutnya kita terus memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada mereka, terutama yang bergerak di tingkat tapak,” ujar Direktur Eksekutif Yayasan KEHATI, Riki Frindos, dalam siaran pers yang diterima Redaksi Kamis (5/9). Dia berharap KEHATI Award dapat memberikan inspirasi kepada jaringan masyarakat yang lebih luas.
Yayasan KEHATI adalah organisasi yang menghimpun, mengelola, dan menyalurkan sumber daya dalam bentuk dana hibah, fasilitasi, konsultasi, dan berbagai fasilitas lainnya guna menunjang program pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati Indonesia secara adil dan berkelanjutan. Dibentuk 12 Januari 1994 antara lain oleh Emil Salim, Koesnadi Hardjasoemantri, Ismid Hadad, Erna Witoelar, M.S. Kismadi, dan Nono Anwar Makarim, selama lebih dari dua dekade, Yayasan KEHATI telah bekerja sama dengan lebih dari 1.500 lembaga lokal, serta mengelola dana hibah lebih dari US$ 200 juta.
Penghargaan tahun 2024 merupakan penghargaan ke-10 sejak diselenggarakan pertama kali pada 2000. Berbeda dengan KEHATI Award tahun sebelumnya, kategori penghargaan tahun ini didasarkan pada program pendekatan ekosistem dan isu lingkungan yang sedang melanda Planet Bumi dalam 3 krisis planet/triple planetary crisis. Triple Planetary Crisis merujuk pada tiga isu lingkungan yang saling terkait, yakni perubahan iklim, polusi, dan kehilangan keanekaragaman hayati. Ketiga isu ini harus ditangani agar Bumi tetap layak ditempati di masa depan.
Ada lima kategori dalam penghargaan ke-10 ini. Kategori tersebut adalah Kehutanan, Kelautan, Pertanian, Perubahan Iklim, serta Sampah dan Polusi.
Ruang lingkup untuk kategori Kehutanan mencakup pelestarian sumber daya genetik/jenis/spesies; pemanfaatan budi daya tanaman obat lokal; pengelolaan ekosistem hutan; upaya deforestasi, hasil hutan bukan kayu; jasa lingkungan pada ekosistem hutan; dan peningkatan kesadaran masyarakat. Ruang lingkup dalam kategori Kelautan meliputi pelestarian sumber daya genetik/jenis/spesies; perikanan budi daya; pengelolaan ekosistem laut; jasa lingkungan pada ekosistem laut; dan peningkatan kesadaran masyarakat. Ruang lingkup pada kategori Pertanian mencakup sumber daya genetik/jenis/spesies, tata kelola ekologis, kedaulatan pangan, jasa lingkungan pada ekosistem pertanian, peningkatan kesadaran masyarakat.
Dalam perubahan iklim, penghargaan mencakup upaya-upaya pengendalian kekeringan, banjir, longsor; pengendalian penyakit iklim; pengembangan model-model nature-based solution (solusi berbasis alam); konservasi energi atau energi baru terbarukan (EBT); budi daya pertanian rendah emisi gas rumah kaca; mangrove; pencegahan kebakaran hutan dan lahan; dan peningkatan kesadaran masyarakat. Dalam bidang sampah dan polusi, penghargaan akan diberikan untuk kegiatan pengelolaan sampah menjadi produk bernilai dan bermanfaat; pengurangan sampah; pengurangan polusi udara; edukasi tentang sampah; edukasi tentang polusi udara; dan peningkatan kesadaran Masyarakat.
Seluruh warga negara Indonesia dapat mendaftar untuk mengikuti penghargaan ini, baik sebagai individu maupun kelompok, apapun latar belakang usia, sosial, dan profesinya. Syaratnya, program konservasi yang didaftarkan berkaitan dengan atau menunjang tujuan konvensi keanekaragaman hayati di Indonesia, yaitu pelestarian keanekaragaman hayati; pemanfaatan sumber daya hayati yang berkelanjutan; dan pembagian manfaatnya yang berlandaskan pada asas keadilan. Selain itu, kegiatan harus sudah berlangsung selama 2 tahun dan masih berjalan, serta memiliki rencana peningkatan kinerja atau perluasan dari upaya yang sedang dilakukan baik di area yang sama, atau di area lain. Perluasan kegiatan tersebut dapat dilakukan oleh pihak pendaftar atau oleh pihak lain.
Kegiatan juga harus bersifat luar biasa, baik dari upaya yang dikeluarkan maupun dampak yang dihasilkan, serta memiliki nilai lebih dibandingkan dengan kegiatan, karya, usaha atau kinerja serupa lainnya. Juri akan memberikan nilai lebih pada orisinalitas kegiatan, baik gagasan maupun penggarapan, juga inovasi dan spesikasi pengerjaan. “Namun individu atau kelopok peraih KEHATI Award dan Kalpataru di tahun-tahun sebelumnya tidak diperkenankan untuk mengikut KEHATI Award 2024,” kata Riki.
Margaretha Mala, pemenang KEHATI Award 2020 Kategori Tunas Kehati (Generasi Muda)
Panitia akan melakukan seleksi administrasi dari berkas-berkas yang dikirimkan calon penerima. Setelah itu akan dilakukan seleksi substansi berdasarkan kategori dan kriteria yang telah ditentukan. Daftar calon peserta yang lolos akan mengikuti seleksi final. Pada seleksi final ini, juri akan melakukan pengujian ulang dan melakukan verifikasi lapangan jika diperlukan.
Penghargaan KEHATI Award 2024 akan diberikan kepada 1 pemenang di setiap kategori. Setiap pemenang berhak mendapatkan trofi tetap KEHATI Award 2024 serta hadiah uang senilai Rp 25 juta serta kesempatan mendapatkan dana hibah melalui pengajuan proposal. Untuk menjangkau calon penerima dan masyarakat di seluruh Indonesia, penghargaan ini akan diberikan secara offline dan online.
Oh, ya, pendaftaran ditutup pada 30 September 2024.