Panas Ekstrem Ancam Piala Dunia 2026

Penulis : Kennial Laia

Perubahan Iklim

Sabtu, 30 November 2024

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID -  Para pesepakbola menghadapi “risiko yang sangat tinggi mengalami tekanan panas ekstrem” di 10 dari 16 stadion yang akan menjadi tuan rumah Piala Dunia. Dalam penelitian terbaru ini para peneliti memperingatkan otoritas olahraga untuk memikirkan kembali waktu penyelenggaraan acara olahraga.

Cuaca panas dan olahraga berat dapat memaksa para pesepakbola untuk menanggung suhu terik yang terasa lebih tinggi dari 49,5C ketika mereka bermain di tiga negara Amerika Utara pada musim panas 2026. Ditemukan bahwa mereka paling berisiko mengalami “tekanan panas yang tidak dapat diterima” di stadion-stadion di Arlington dan Houston, Amerika Serikat, serta di Monterrey, Meksiko.

Marek Konefał, salah satu penulis penelitian dari Universitas Ilmu Kesehatan dan Olahraga Wrocław di Polandia, mengatakan Piala Dunia akan semakin banyak dimainkan dalam kondisi tekanan panas yang parah seiring dengan semakin panasnya iklim. “Ada baiknya memikirkan kembali kalender acara olahraga sekarang,” katanya, Kamis, 28 November 2024. 

Badan pengatur sepak bola, FIFA, merekomendasikan pertandingan menyertakan jeda pendinginan jika suhu “wet bulb” atau suhu bola basah melebihi 32C. Namun para ilmuwan khawatir bahwa metrik tersebut meremehkan stres yang dialami atlet di lapangan karena hanya memperhitungkan panas dan kelembapan eksternal.

Piala Dunia di Qatar, 2022. Dok. fifa.com

“Selama aktivitas fisik yang intens, sejumlah besar panas dihasilkan oleh kerja otot-otot pemain,” kata Katarzyna Lindner-Cendrowska, ilmuwan iklim di Akademi Ilmu Pengetahuan Polandia dan penulis utama studi tersebut. “[Ini] akan meningkatkan beban panas secara keseluruhan pada tubuh atlet,” ujarnya. 

Untuk mengatasi hal ini, para peneliti menyimulasikan suhu yang memperhitungkan kecepatan dan tingkat aktivitas para pemain, serta pakaian mereka. Mereka hanya mampu memasukkan sebagian efek olahraga ke dalam indeks panas.

Para ilmuwan menemukan bahwa tekanan terbesar akan terjadi antara jam 14.00 dan 17.00 di semua stadion kecuali di salah satu stadion. Di Arlington dan Houston, suhu akan naik di atas 50C pada pertengahan hingga sore hari dan memberikan “beban berat pada tubuh” yang dapat menyebabkan kelelahan akibat panas dan bahkan sengatan panas, menurut temuan mereka.

Gelombang panas menjadi lebih panas, lebih lama, dan lebih umum terjadi karena polusi bahan bakar fosil telah menghangatkan iklim bumi. Piala Dunia 2026 disponsori oleh Saudi Aramco, produsen minyak terbesar di dunia, dan Piala Dunia 2034 bahkan mungkin diselenggarakan oleh pemiliknya, Arab Saudi.

Laporan dari Climate Social Science Network pada 2023 menemukan bahwa Arab Saudi telah memainkan peran yang sangat besar dalam menghambat kemajuan negosiasi iklim. “Raksasa bahan bakar fosil ini memiliki rekor hambatan dan penundaan selama 30 tahun, melindungi sektor minyak dan gas nasionalnya, dan berusaha memastikan hasil perundingan iklim PBB sesedikit mungkin dan sepelan mungkin,” tulis para peneliti.

Untuk menjaga masyarakat aman dari panas, para ilmuwan merekomendasikan untuk mengurangi polusi bahan bakar fosil dan beradaptasi dengan planet yang lebih panas. Penelitian tersebut tidak memodelkan efek AC, yang digunakan di luar ruangan pada Piala Dunia 2022 di Qatar untuk menjaga para pemain tetap sejuk.