100 Bibit Pohon Khas Jawa Barat Ditanam Biodiversity Warriors

Penulis : Kelakay, JAKARTA

Konservasi

Senin, 17 Februari 2025

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID -  Biodiversity Warriors Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) bersama Eyang Memet menanam 100 bibit pohon produksi khas Jawa Barat di area Pusat Penelitian Teh dan Kina Desa Mekarsari, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, pada Jumat (14/2). Penanaman yang dilakukan oleh Biodiversity Warriors  dari Universitas Nasional (Unas) ini mendapat dukungan dari Telkom Divisi Wholesale Service (DWS).

Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari kegiatan penanaman pada November 2024 di lokasi yang sama. Kala itu KEHATI menanam 200 bibit pohon endemik Jawa Barat.

Berbeda dengan jenis bibit pohon yang ditanam sebelumnya, kali ini bibit yang ditanam adalah jenis pohon produksi, yaitu manglid, jabon, ganitri, suren, kayu manis, loa, dan kiara.

“Penanaman di area Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) dapat memperkaya pusat penelitian dengan penambahan tanaman khas dan endemik Jawa Barat. Manfaat lain yaitu area PPTK juga berfungsi menjadi area resapan air/catchment area dan menjadi sumber air bagi bendungan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Gambung yang menghidupi 162.000 orang di Kabupaten Bandung,” ujar Eyang Memet.

Eyang Memet menanam pohon di Kebun Kina Bandung (KEHATI)

Dia berharap area tanam seluas 3 hektare ini dapat menjadi perpustakaan hidup. Obyek tanaman dan ekosistem yang terbangun dapat menjadi pusat penelitian seperti halnya taman nasional.

Direktur Komunikasi dan Kemitraan Yayasan KEHATI Rika Anggraini mengatakan, kegiatan yang melibatkan generasi muda menjadi nilai plus dari setiap kegiatan konservasi yang dilakukan oleh KEHATI. Menurut dia, dengan menanam di area yang dikelola oleh Eyang Memet, para mahasiswa tidak hanya melalukan kegiatan perbaikan lingkungan, namun juga dapat belajar kepada sosok yang telah memiliki pengalaman dan banyak berjasa dalam kegiatan konservasi, khususnya di wilayah Jawa Barat.

Sedikit berbeda dengan pegiat restorasi kebanyakan, Eyang Memet hanya menanam bibit pohon berusia satu sampai dua tahun. Hal ini bertujuan untuk menjaga tingkat keberlangsungan hidup bibit yang ditanam. “Sampai bibit yang akan ditanam memiliki akar yang kuat, baru saya akan pindahkan dan tanam di lokasi yang baru,” ucapnya.

Secara berkala, bibit yang ditanam akan dimonitor pertumbuhannya oleh mahasiswa  Unas dan dilaporkan kepada Yayasan KEHATI.

Selain kegiatan restorasi, Eyang Memet juga tengah aktif mengidentifikasi tanaman endemik Jawa Barat. Sampai akhir tahun lalu, Eyang Memet telah berhasil membukukan 100 jenis, dan berencana membukukan minimal 300 jenis sampai sepuluh tahun ke depan. “Semoga apa yang sudah saya lakukan dapat menjadi warisan bagi anak-anak saya, dan bagi generasi mendatang,” ujar dia.

KEHATI, yang dibentuk pada 12 Januari 1994, bertujuan untuk menghimpun dan mengelola sumber daya yang selanjutnya disalurkan dalam bentuk dana hibah, fasilitasi, konsultasi dan berbagai fasilitas lain guna menunjang berbagai program pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia dan pemanfaatannya secara adil dan berkelanjutan. Beberapa tokoh dibalik terbentuknya Yayasan KEHATI antara lain, Emil Salim, Koesnadi Hardjasoemantri, Ismid Hadad, Erna Witoelar, M.S. Kismadi, dan Nono Anwar Makarim.

Selama lebih dari dua dekade, Yayasan KEHATI telah bekerja sama dengan lebih dari 1.500 lembaga lokal yang tersebar dari Aceh hingga Papua, serta mengelola dana hibah lebih dari US$ 200 juta. Dana tersebut berasal dari donor multilateral dan bilateral, sektor swasta, filantrofi, crowd funding, dan endowment fund.