Ini 18 PBPH Yang Dicabut Menteri Kehutanan
Penulis : Aryo Bhawonoi
Hutan
Sabtu, 22 Februari 2025
Editor : Yosep Suprayogi
BETAHITA.ID - Kementerian Kehutanan mengumumkan pencabutan izin 18 perusahaan pemegang Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH). Konsesi perusahaan yang dicabut tersebut akan kembali menjadi kawasan hutan negara.
Mereka memastikan proses pencabutan ini sesuai dengan regulasi pemerintah. Pertama adalah penilaian hak dan kewajiban sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Kehutanan.
Aturan itu menyebutkan pemegang PBPH berkewajiban menyusun rencana kerja usaha 10 tahunan, menyusun rencana kerja tahunan, melaksanakan kegiatan di lapangan paling lambat 1 tahun setelah terbitnya PBPH, penataan areal kerja dan beberapa kewajiban lain yang diharapkan mengikat unit PBPH untuk tetap melakukan aktivitas kegiatan di lapangan.
Jika pemegang PBPH tidak memenuhi kewajibannya maka Menteri Kehutanan dapat melakukan pengenaan sanksi administratif terhadap PBPH.

Pengenaan sanksi administratif diatur melalui Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No 8 tahun 2021 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan di Hutan Lindung dan Hutan Produksi.
Sanksi yang diberikan oleh pemerintah terhadap PBPH berupa teguran tertulis, denda administratif, pembekuan PBPH dan atau pencabutan terhadap PBPH.
Sebanyak 18 pemegang PBPH tersebut adalah:
Pemegang PBPH diperintah untuk menghentikan semua kegiatan dalam bentuk apapun di dalam areal kerja PBPH, semua barang tidak bergerak menjadi milik negara kecuali aset tanaman hasil budidaya, melunasi segala kewajiban finansial serta memenuhi kewajinan lain yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Kementerian Kehutanan memastikan kawasan 18 unit PBPH yang dilakukan pencabutan tersebut akan kembali menjadi kawasan hutan negara, dan selanjutnya akan dilakukan penelaahan atas kondisi tutupan lahan, potensi hasil hutan/jasa lingkungan, kondisi topografi, keberadaan masyarakat sekitar dan juga aksesibilitas areal tersebut. Berdasarkan hasil penelaahan maka areal dimaksud dapat dialokasikan kembali untuk pemberian PBPH, untuk pemanfaatan/ penggunaan lain dan atau kebijakan yang ditetapkan pemerintah.
Sebelumnya pencabutan ini diumumkan oleh Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni melalui akun instagramnya. Ia duduk di meja kerja sambil memegang pulpen dengan setumpuk dokumen pencabutan PBPH.
“Sesuai dengan arahan Presiden Prabowo pada hari Senin yang lalu saat saya menghadap di Istana, hari ini secara formal saya telah menandatangani Surat Keputusan Menteri untuk mencabut Perizinan Berusaha Penguasaan Hutan (PBPH) 18 perusahaan yang tersebar dari Aceh hingga Papua dengan luas total 526.144 hektar,” ucapnya dalam video tersebut.