Kembalinya si Katak Hilang

Penulis : Gilang Helindro

Biodiversitas

Sabtu, 21 Juni 2025

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID - Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Alamsyah Elang, menemukan kembali spesies katak terbang asal Sulawesi yang sebelumnya dinyatakan hilang selama lebih dari satu abad. Katak yang ditemukan di Pulau Sangihe, Sulawesi Utara, pada Agustus 2023, kini diakui sebagai spesies baru dengan nama Rhacophorus rhyssocephalus.

Spesies ini awalnya merupakan sub-spesies dari Rhacophorus pardalis, katak yang tersebar dari Sumatera hingga Kalimantan. Alamsyah dan tim menaikkan statusnya menjadi spesies tersendiri berdasarkan hasil kajian morfologi dan genetika.

Dikutip dari diskusi daring SOS#66 bertajuk Sulawesi Flying Frogs: Identity Challenges and Diversity pada 5 Juni lalu. Genus Rhacophorus merupakan bagian dari famili Rhacophoridae, dengan ciri khas berupa selaput pada jari tangan dan kaki. "Katak dengan selaput tangan dan kaki memungkinkan katak ini melayang saat melompat," kata Alamsyah, dikutip Selasa, 16 Juni 2025.

Di Sulawesi, saat ini telah teridentifikasi lima spesies Rhacophorus: R. edentulus, R. monticola, R. georgii, R. rhyssocephalus, dan R. boeadii. Kelimanya merupakan endemik Sulawesi dan terbagi dalam empat grup berdasarkan ciri fisik: Batik Cokelat, Web Hitam, Hijau, dan Pipi Putih.

Setelah sempat menghilang lebih dari seabad, Katak terbang asal Sulawesi Utara kembali ditemukan. Foto: Istimewa/BRIN.

Kepala Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN, Arif Nurkanto, menambahkan bahwa kekayaan hayati Sulawesi dipengaruhi oleh sejarah geologi pulau tersebut yang terbentuk dari pertemuan tiga lempeng besar dunia. Keunikan ini menyebabkan tingginya tingkat endemisitas spesies.

Menurut Arif, Sulawesi memiliki angka penemuan spesies baru tertinggi kedua di Indonesia. Ia menegaskan pentingnya penelitian lanjutan untuk mengungkap lebih banyak spesies amfibi yang belum terdokumentasikan di wilayah ini.