Ketika Peneliti Naik Rinjani, Oleh-olehnya Spesies Jamur Baru

Penulis : Gilang Helindro

Biodiversitas

Selasa, 29 Juli 2025

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID - Tim peneliti dari Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi (PRBE) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama sejumlah peneliti lintas pusat berhasil mengidentifikasi spesies baru jamur dari genus Morchella yang ditemukan di kawasan Cagar Biosfer Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Spesies tersebut dinamai Morchella rinjaniensis.

Jamur ini memiliki tubuh buah berukuran besar dengan pola lubang dan tonjolan (ridges) yang tidak beraturan, serta spora berpola menyerupai labirin. Temuan ini menjadi catatan penting bagi keanekaragaman jamur tropis di Asia Tenggara.

“Spesies ini memiliki kombinasi karakter unik yang tidak ditemukan pada jenis Morchella lain, baik secara morfologi maupun molekuler,” ujar Peneliti PRBE BRIN, Atik Retnowati, dikutip Senin, 28 Juli 2025.

Berdasarkan analisis morfologi dan genetik terhadap empat gen, Morchella rinjaniensis menunjukkan perbedaan signifikan dibandingkan jenis lainnya. Jamur ini ditemukan tumbuh liar di lereng Gunung Rinjani pada ketinggian 900 hingga 1.200 meter, khususnya di jalur seperti Torean, Senaru, Sembalun, Tetebatu, dan Aik Berik. Musim tumbuhnya umumnya terjadi pada peralihan musim hujan ke kemarau, sekitar April hingga Mei. “Tubuh buahnya bisa mencapai 19 cm, dengan spora besar dan bergelombang seperti labirin,” jelas Atik.

Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan tim berhasil mendeskripsikan satu spesies baru jamur morel dari kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani, Lombok. Foto: BRIN.

Analisis pohon filogenetik menempatkan jamur ini dalam satu klade dengan Morchella galilaea, namun menunjukkan perbedaan jelas baik secara morfologi maupun genetik. Jamur ini ditemukan di bawah naungan hutan alami, dekat aliran air atau area semi terbuka, berdampingan dengan tumbuhan dari famili Elaeocarpaceae, Urticaceae, dan Myrtaceae.

Morchella rinjaniensis termasuk kelompok jamur konsumsi dan berpotensi dikembangkan sebagai sumber pangan alternatif bernilai tinggi. Atik menegaskan pentingnya pengelolaan konservasi untuk menjaga kelestariannya.

“Pelestarian spesies ini sejalan dengan program Man and the Biosphere (MAB) UNESCO yang mendorong pengelolaan kawasan konservasi secara berkelanjutan,” tambahnya.

Penemuan ini merupakan bagian dari riset pembudidayaan jamur Morchella yang diharapkan dapat membuka peluang pengembangan ramah lingkungan dan bermanfaat bagi masyarakat lokal. Hasil riset juga dapat menjadi dasar penyusunan rencana budidaya jangka pendek maupun panjang, memperkaya data keanekaragaman hayati Indonesia, serta membuka peluang riset ekologi dan bioprospeksi jamur tropis.

Penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal internasional Mycobiology, Volume 53(4), halaman 367–378 tahun 2025, dengan judul “Morchella rinjaniensis: A Novel Species of Tropical Morchella (Ascomycota, Pezizales, and Morchellaceae) Discovered in UNESCO Rinjani-Lombok Biosphere Reserve, Indonesia” oleh Retnowati et al. (2025).