Melihat Dunia Melalui Mata Laba-laba 

Penulis : Kennial Laia

Spesies

Minggu, 12 Oktober 2025

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID -  Keberadaan laba-laba akrab dalam kehidupan sehari-hari manusia. Mereka bisa jadi penghuni tambahan di rumah kita, meskipun bagi laba-laba rumah itu, manusia sebenarnya tampak seperti predator potensial.

Meski memiliki lebih banyak mata dari pada kita, kebanyakan laba-laba tidak bisa melihat banyak detail. Dunia mereka dirasakan terutama melalui getaran, aliran udara, sentuhan dan rasa.

Laba-laba biasanya memiliki empat pasang mata, dengan dua jenis: utama dan sekunder. Mata utama atau mata langsung membantu laba-laba melihat detail; sel fotoreseptor retinanya berada di depan.

Seperti hewan lainnya, mereka mendeteksi cahaya dan mengubahnya menjadi sinyal bagi otak. Sementara itu sel fotoreseptor terbalik pada mata sekunder atau tidak langsung. Mata ini sensitif terhadap gerakan, bukan detail, dan dapat memberikan peringatan dini kepada laba-laba mengenai calon mangsa atau predator.

Ilustrasi laba-laba. Dok. CC0 Public Domain

Sekitar setengah dari 37 keluarga laba-laba di Inggris membuat jaring untuk menangkap mangsa. Mata mereka biasanya tersusun dalam dua baris dengan ukuran serupa. Mereka memiliki penglihatan yang buruk dan menggunakan getaran untuk merasakan di mana makanan mereka berada.

Namun, pada beberapa keluarga laba-laba, penglihatan sangatlah penting. Jenis ini merupakan laba-laba yang berburu atau menyergap mangsanya, dengan penglihatan yang jauh lebih baik ketimbang laba-laba pemintal jaring. Di Inggris, ini termasuk laba-laba kepiting (dengan sekitar 30 spesies), laba-laba serigala, dan laba-laba pelompat (keduanya memiliki sekitar 40 spesies di Inggris). Laba-laba serigala dan laba-laba pelompat memiliki sepasang mata yang jauh lebih besar daripada yang lain. Mata utama ini fokus pada mangsa dan mata sekunder yang lebih kecil mendeteksi pergerakan. Banyak laba-laba pelompat dapat menangkap panjang gelombang cahaya yang tidak dapat kita peroleh, misalnya ultraviolet. Mereka menggunakannya untuk mencari mangsa dan kawin.

Mengenali laba-laba dari mata mereka 

Laba-laba kepiting (Thomisidae), dinamai karena tubuhnya yang pipih dan cenderung bergerak ke samping. Mereka hidup di padang rumput dan kebun. Jenis ini dapat mendeteksi pergerakan dengan mata utamanya dari jarak hingga 20 cm. Mereka adalah predator penyergap yang menggunakan kamuflase untuk menyatu dengan kepala bunga dan menangkap serangga yang tidak waspada dengan kaki depannya yang panjang. Misumena vatia, laba-laba kepiting lainnya, menerapkan strategi ini lebih jauh. Warna dasarnya putih, namun lambat laun bisa berubah menjadi kuning. Hal ini menambah jumlah spesies bunga yang dapat digunakan untuk menjebak mangsa, dan menyembunyikannya dari pemangsa.

Sementara itu laba-laba jaring (Deinopidae) disebut laba-laba "berwajah raksasa" karena matanya yang besar dan penampilannya yang tampak marah serta hidup di habitat tropis yang gelap. Spesies Deinopis mempunyai mata utama yang besar dan lensanya mempunyai bidang pandang yang luas. Mereka dapat memusatkan cahaya lebih efisien dibandingkan kucing atau burung hantu. Setiap malam, membran sensitif cahaya diproduksi di dalam mata namun dihancurkan saat fajar karena terlalu sensitif untuk digunakan di siang hari.

Deinopus spinosa menangkap mangsa dengan membuat jaring sutra yang bisa diperluas. Ia menaruh kotoran putih ke daun sebagai titik bidik lalu menunggu di atas jaring dengan kepala menunduk. Ketika seekor serangga berjalan melintasi area sasaran, laba-laba membuka jaring dan menyodorkannya ke bawah untuk mengurung mangsanya.

Lalu ada laba-laba serigala (Lycosidae). Jenis predator penyergap ini juga memiliki mata utama yang membesar. Pardosa amentata, misalnya, memindai sekelilingnya untuk mencari pergerakan dengan mata sekundernya, meskipun ia hanya dapat fokus pada mangsa hingga jarak beberapa sentimeter. Saat targetnya bergerak mendekat, deretan mata sekunder, yang mendeteksi gerakan, digunakan untuk mengukur jarak.

Laba-laba serigala juga menggunakan penglihatannya untuk pacaran. Saat bertemu dengan betina, pejantan berdiri dengan kaki belakangnya, melambaikan telapak tangannya, dan menggetarkan kaki depannya seiring dengan gerakan tersebut. Palp laba-laba merupakan pelengkap di depan mulutnya. Mereka dapat merasakan sentuhan dan rasa dan juga digunakan untuk kawin. Tarian Pardosa berbeda dari satu spesies ke spesies lainnya, memungkinkan betina mengenali jantan yang dapat mereka kawini.

Laba-laba serigala sering berburu di malam hari dan mata median posteriornya bersinar jika terkena cahaya senter karena memiliki membran reflektif. Membran ini bertindak sebagai cermin, sehingga cahaya melewati fotoreseptornya dua kali sehingga meningkatkan penglihatan dalam cahaya rendah.

Sementara itu laba-laba pelompat (Salticidae) adalah salah satu dari sedikit invertebrata yang memiliki mata besar seperti kamera seperti yang terlihat pada kebanyakan vertebrata (termasuk kita). Penglihatan mereka lebih tajam dibandingkan laba-laba lainnya dan sebanding dengan merpati atau kucing. Spesies Portia africanus, misalnya, dapat mengambil gambar hingga sekitar 75 cm, mengandalkan bentuk dan warna untuk mengidentifikasi mangsanya.

Laba-laba pelompat mendeteksi gerakan dengan mata sekundernya, yang menghasilkan gambar buram. Laba-laba kemudian berbalik dan memfokuskan mata utamanya pada objek tersebut. Ini memberikan gambaran yang tajam. Laba-laba kemudian menggunakan mata sampingnya untuk menilai jarak, dan ketika cukup dekat (2-3 cm) ia melompat.