Pemanasan Global Bunuh Satu Orang Per Menit di Seluruh Dunia
Penulis : Kennial Laia
Krisis Iklim
Sabtu, 01 November 2025
Editor : Yosep Suprayogi
BETAHITA.ID - Meningkatnya pemanasan global kini membunuh satu orang setiap menitnya di seluruh dunia, demikian temuan sebuah laporan utama mengenai dampak kesehatan dari krisis iklim.
Laporan tersebut juga mengungkap, kecanduan dunia terhadap bahan bakar fosil juga menyebabkan polusi udara beracun, kebakaran hutan dan penyebaran penyakit seperti demam berdarah, dan jutaan orang setiap tahunnya meninggal karena kegagalan mengatasi pemanasan global.
Laporan tersebut, yang merupakan laporan paling komprehensif hingga saat ini, menyatakan bahwa dampak terhadap kesehatan akan menjadi lebih buruk jika para pemimpin seperti Donald Trump mengubah kebijakan iklim dan perusahaan-perusahaan minyak terus mengeksploitasi cadangan minyak baru.
Para peneliti menemukan bahwa pemerintah memberikan subsidi langsung sebesar $2,5 miliar per hari kepada perusahaan bahan bakar fosil pada 2023, sementara masyarakat kehilangan jumlah yang sama karena suhu tinggi yang menghalangi mereka untuk bekerja di pertanian dan lokasi pembangunan.
Berkurangnya pembakaran batu bara telah menyelamatkan sekitar 400 nyawa setiap hari dalam satu dekade terakhir, kata laporan tersebut, dan produksi energi terbarukan meningkat dengan cepat. Namun para ahli mengatakan masa depan yang sehat tidak mungkin terjadi jika bahan bakar fosil terus dibiayai dengan harga yang berlaku saat ini.
"Laporan ini memberikan gambaran yang suram dan tidak dapat disangkal mengenai dampak buruk kesehatan yang menjangkau seluruh penjuru dunia. Kehancuran terhadap kehidupan dan penghidupan akan terus meningkat sampai kita mengakhiri kecanduan bahan bakar fosil,” kata Marina Romanello dari University College London (UCL), yang memimpin analisis tersebut.
"Kita melihat jutaan kematian terjadi setiap tahunnya karena keterlambatan kita dalam melakukan mitigasi perubahan iklim dan keterlambatan kita dalam beradaptasi terhadap perubahan iklim yang tidak dapat dihindari. Kita melihat para pemimpin, pemerintah, dan perusahaan-perusahaan besar mengabaikan komitmen iklim dan semakin menempatkan masyarakat dalam posisi yang dirugikan," ujarnya.
Laporan tersebut mengungkap, tingkat kematian akibat cuaca panas telah melonjak sebesar 23 persen sejak 1990an, bahkan setelah memperhitungkan peningkatan populasi, menjadi rata-rata 546.000 per tahun antara tahun 2012 dan 2021.
“Ini berarti sekitar satu kematian terkait panas setiap menitnya sepanjang tahun,” kata Ollie Jay, dari University of Sydney, Australia, yang merupakan bagian dari tim analisis. “Ini adalah angka yang sangat mengejutkan dan jumlahnya terus meningkat.”
“Kami terus-menerus menekankan kepada masyarakat bahwa tekanan panas dapat memengaruhi semua orang dan bisa mematikan – saya pikir banyak orang tidak memahaminya – dan bahwa setiap kematian yang berhubungan dengan panas dapat dicegah,” kata Jay.
Lancet Countdown on Health and Climate Change edisi 2025 dipimpin oleh UCL bekerja sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia dan diproduksi oleh 128 ahli dari lebih dari 70 institusi akademik dan badan PBB.
Dalam empat tahun terakhir, rata-rata orang telah terpapar suhu panas yang mengancam nyawa selama 19 hari dalam setahun dan 16 hari di antaranya tidak akan terjadi tanpa pemanasan global yang disebabkan oleh manusia, kata laporan tersebut.
Secara keseluruhan, paparan suhu tinggi mengakibatkan hilangnya 639 miliar jam kerja pada 2024, yang menyebabkan hilangnya 6 persen PDB nasional di negara-negara kurang berkembang.


Share

