Karhutla Hantui Asian Games 2018

Penulis : Redaksi Betahita

Karhutla

Selasa, 14 Agustus 2018

Editor : Redaksi Betahita

Betahita.id – Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Kemananan Wiranto menjamin penyelenggaraan Asian Games 2018 tidak akan terganggu asap kebakaran hutan dan lahan. Mengklaim mampu menangani kebakaran hutan di Sumatera, walau ratusan titik api tercatat pada Selasa (14/08) atau empat hari jelang pembukaan Asian Games 2018. Wiranto mengatakan telah mengupayakan alih teknologi agar para peladang tidak perlu membakar hutan dan lahan.

Namun seperti dilansir BBC, Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) menyebut bau asap tercium setiap pagi di Palembang, dalam dua bulan terakhir. Salah satu kebakaran itu adalah kebakaran lahan di dekat kompleks apartemen atlet Jakabaring, Jumat pekan lalu.

“Asap menyelimuti udara Palembang, beberapa kasus kebakaran terjadi di Ogan Komering Ilir atau malah di Palembang itu sendiri,” kata Walhi Sumsel, Hadi Jatmiko.

Bagaimanapun, Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Ruandha Agung Sugadirman, mengatakan pihaknya telah menerjunkan sejumlah bom air di Sumatera Selatan.

Ilustrasi kebakaran lahan dan hutan

Ruandha mengatakan sejak Mei lalu pemerintah juga telah menabur setidaknya 51 ton garam untuk merekayasa hujan di titik-titik kebakaran hutan di Sumatera Selatan. Penaburan garam di wilayah udara Sumsel ditargetkan akan terus dilakukan, meski bergantung pada sebaran awan di provinsi itu.

“Kami pastikan Jakabaring dan wilayah sekitarnya aman dari api,” ungkapnya, merujuk kawasan tempat Asian Games digelar di Palembang.

Standar pencemaran udara di Sumatera ada di level ‘sedang’ meski terjadi sejumlah kebakaran hutan. Polusi udara lebih buruk. Menurutnya, standar pencemaran udara di kawasan Gelora Bung Karno pusat penyelenggaraan Asian Games 2018 yang Sabtu (18/08) akan menjadi lokasi pembukaan ajang olahraga empat tahunan itu-justru lebih buruk

“Di Jakarta ada beberapa yang tinggi, terutama alat kami di Gelora Bung Karno, karena asap transportasi,” katanya.

Berdasarkan citra satelit, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Pekanbaru, hingga pukul 06.00 WIB, terdapat 169 titik panas di seluruh Sumatera. Titik api terbanyak berada di Riau, berjumlah 90 titik. Adapun, 13 titik terpantau di Sumsel, sisanya Bangka Belitung (27 titik), Sumatera Utara (22), Sumatera Barat (10), Jambi (4) serta Lampung (3).

Kepolisian telah menetapkan 14 orang menjadi terduga pelaku kebakaran hutan di Riau. Namun dugaan perbuatan itu belum mengarah ke perusahaan yang memegang izin perkebunan.

“Yang kami tangani semuanya perorangan. Belum dugaan yang mengarah ke perusahaan, itu kan harus dibuktikan,” kata Kapolda Riau, Irjen Nandang.

Hadi Jatmiko menanggapi bahwa kepolisian dan KLHK tebang pilih menindak pelaku kebakaran lahan. Ia menuding penegak hukum lebih kerap menjerat petani dibandingkan perusahaan yang lahan konsesinya terbakar.

“Polisi masih saja mengkambinghitamkan petani yang sebenarnya dilundungi UU Lingkungan Hidup untuk mengelola lahan dengan cara membakar.”

“KLHK tidak mencabut izin konsesi, aparat kepolisian juga tidak menjerat perusahaan dengan ancaman,” ungkap Hadi.