Festival dan Pameran Dorong Usaha Berbasis Kehutanan Lestari

Penulis : Redaksi Betahita

Konservasi

Kamis, 20 September 2018

Editor : Redaksi Betahita

Betahita.id – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan akan selenggarakan Festival dan Pameran usaha kehutanan bagi semua pemangku kepentingan terhadap hutan dan usaha kehutanan Indonesia dalam rangka mendorong dan menggairahkan kembali usaha-usaha berbasis kehutanan yang lebih inovatif dan lestari.

Hilman Nugroho, Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) mengatakan pasang surut bisnis kehutanan dinilai tidak mengurangi peran penting hasil-hasil hutan, baik berupa kayu maupun non-kayu, sebagai penyumbang devisa andalan bagi negara. Di era revolusi teknologi tinggi saat ini, bisnis kehutanan di Indonesia pun dituntut untuk terus bergerak dinamis mengikuti berbagai perubahan.

"Kegiatan berlangsung di Mangunan, Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta," kata Hilman dalam siaran resminya di Jakarta, Kamis (20/9).

Untuk menjawab tantangan perwujudan produktifitas hutan lestari yang lebih dinamis dan manfaatnya bisa langsung dinikmati masyarakat, nantinya turut hadir Kesatuan Pengelola Hutan sebagai lembaga pengelolaan hutan tingakt tapak sebagai kebijakan strategis pemerintah dalam upaya meningkatkan tata kelola hutan Indonesia.

Salah satu pengrajin kayu di daerah Yogyakarta, pengrajin ini berusaha bertahan dari berbagai gangguan baik dari bahan baku sampai administrasi/Betahita.id/foto:GIlang Helindro

Selain produk-produk unggulan KPH dan mitra kehutanan berbasis pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan hutan, kegiatan ini juga menampilkan diversifikasi hasil hutan untuk mewujudkan multibisnis di hutan produksi.

Hutan Pinus Mangunan juga dipilih karena lokasi ini merupakan salah satu destinasi wisata alam di Yogyakarta yang menarik dan berbiaya murah untuk dijelajahi. Fasilitas yang ada di Hutan Pinus Mangunan antara lain adanya panggung terbuka yang sering digunakan untuk berbagai acara seperti live music dan prewedding.

"Hal ini adalah bukti bahwa pemanfaatan hutan tidak hanya berorientasi kayu tetapi yang lebih besar adalah jasa lingkungan (wisata alam) dan hasil hutan bukan kayu," katanya.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa kegiatan pengelolaan hutan harus memberikan manfaat nyata bagi peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, seiring dengan peningkatan produktivitas hutan serta terpeliharanya kelestarian alam.

Sejalan dengan tema Festival KPH Tingkat Nasional dan PUSAKA Tahun 2018, yaitu “Hutan Lestari untuk Kemakmuran Masyarakat”, berbagai pihak, baik instansi pemerintah (pusat/provinsi/kabupaten/ kota), Perguruan Tinggi, pelaku usaha (BUMN/BUMD/BUMS), maupun organisasi massa dan masyarakat sebagai pelaku utama pengelolaan hutan, turut terlibat dalam kegiatan ini.

Festival KPH Tingkat Nasional dan PUSAKA 2018 menawarkan dan menampilkan berbagai acara yang bisa dinikmati oleh masyarakat umum. Kegiatan pameran yang mengambil lokasi di Hutan Pinus Asri, meliputi Pameran Teknologi Usaha Kehutanan Indonesia, Pameran Hasil Hutan Kayu, Pameran Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK), Pameran Jasa Lingkungan dan Wisata Alam, Pameran Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta Pameran oleh sejumlah pihak lainnya.

Pada kesempatan tersebut akan dilakukan pemberian sejumlah penghargaan yaitu penghargaan kepada Gubernur Pembina KPH Terpilih, Trofi dan Piagam Prima Wana Mitra, serta penghargaan kepada Pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Alam dan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman berkinerja baik.

Dengan kegiatan ini diharapkan akan membangun citra (image building) dan membangun kapasitas (capacity building) seluruh stakeholder Lingkungan Hidup dan Kehutanan agar lebih siap dan maju dalam melestarikan hutan Indonesia.