Julang Sulawesi dan Pohon Raja, Maskot Hari Cinta Satwa dan Puspa 2018

Penulis : Redaksi Betahita

Konservasi

Selasa, 06 November 2018

Editor : Redaksi Betahita

Betahita.id – Setiap 5 November Indonesia merayakan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN). Tahun ini pun tidak terkecuali. Kali ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memilih dua maskot yakni Julang Sulawesi sebagai maskot satwa (fauna) dan Pohon Raja sebagai maskot puspa (flora), seperti terlihat dalam akun resmi Instagram instansi tersebut.

Julang Sulawesi (Rhyticeros cassidix)

Satwa endemik Sulawesi ini memiliki ciri utama cula besar menyerupai tanduk di paruhnya. Untuk jantan, cula berwarna merah dan kuning untuk betina. Ciri khas lain burung ini adalah kantong biru pada tenggorokan, dengan tubuh didominasi warna hitam. Panjang burung Rangkong berkisar 88 cm (betina) dan 100 cm (jantan).

Habitat Julang atau Rangkong Sulawesi terdapat di hutan primer dan hutan rawa, umumnya bersarang di lubang pohon-pohon besar yang menjadi kanopi hutan. Biasanya, Julang Sulawesi menambahkan lumpur di pintu sarang mereka.

Dok.Ksdae.menlhk.go.id

Saat ini, kelestarian Julang Sulawesi tengah terancam. Perburuan liar merupakan faktor utama. Mereka diburu untuk diambil paruhnya atau dijadikan hewan peliharaan. Padahal, regenerasi burung ini terbilang lambat. Pada musim kawin (Juni - September), setiap pasangan cuma memiliki satu anak saja dengan pasangan seumur hidupnya.

Julang Sulawesi masuk dalam kategori rentan oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN). Satwa ini juga masuk dalam daftar satwa yang dilindungi berdasarkan Undang-Undang nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem.

Pohon Raja (Coompassia excelsa)

Pohon Raja (Koompassia Excelsa). Dok.Kebun Raya Bogor

Pohon Raja atau Pohon Tapang dikenal sebagai pohon paling tinggi di daerah tropis. Pada umumnya, Pohon Raja tumbuh di ketinggian 3,000 meter di atas permukaan laut. Tersebar di Pulau Kalimantan, Malaysia, Filipina, Laos, Thailand, Vietnam, dan Kamboja.

Umur Pohon Raja mencapai ratusan tahun. Batangnya sangat keras, dengan diameter 2,7 meter dan tinggi batang mencapai 80 meter.  Di Kalimantan, Pohon Raja sangat dilindungi oleh masyarakat. Pasalnya, cabang-cabang Pohon Raja menjadi rumah tawon madu yang madunya dipanen oleh masyarakat sekitar. Madu tersebut nantinya berfungsi menjadi obat dan menambah penghasilan masyarakat.