Menteri KLHK: Kematian Paus Sperma di Wakatobi Diselidiki

Penulis : Redaksi Betahita

Konservasi

Minggu, 25 November 2018

Editor : Redaksi Betahita

Betahita.id – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan kematian paus sperma di Taman Nasional Wakatobi, Sulawesi Tenggara, perlu diselidiki lebih lanjut. Menurutnya, saat ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan terus mengikuti perkembangan di lapangan, di bawah komando Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem (Dirjen KSDAE).

Baca Juga: Paus Sperma Tewas di Wakatobi, Ada 5,9 Kg Sampah Plastik di Perutnya

Seekor paus sperma (Physeter macrocephalus) ditemukan terdampar dalam keadaan membusuk di perairan sekitar Resor Wangi-Wangi, Desa Kapota, Taman Nasional Wakatobi. Setelah diidentifikasi, terdapat 5,9 kg sampah plastik di perutnya beserta dengan sampah kayu dan karet. WWF Indonesia mengatakan walau belum bisa menyimpulkan, ada kemungkinan paus tersebut mati akibat memakan sampah plastik.

“Terkait dengan ikan paus, saya lagi minta Dirjen BKSDAE untuk terus mengikuti perkembangannya di lapangan. Saya tanya, pausnya sudah tua atau muda? Ternyata masih muda. Berarti harus dicurigai, coba lihat matinya karena apa,” kata Siti seusai memberikan pidato di sebuah acara di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Jumat, 23 November 2018.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya/Dok.menlhk.go.id

Siti mengatakan saat ini persoalan sampah plastik di laut masih terus jadi perhatian pemerintah. Untuk mencegah sampah plastik, Siti mengatakan pemerintah telah mengeluarkan kebijakan untuk mencegah sampah seperti Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2018 (Perpres 83/2018) tentang penanganan sampah laut.

Baca juga: Terumbu Karang Ini Hanya Ada di Indonesia, Statusnya Terancam

“Sampah di laut itu 80 persen dari darat, baru lainnya dari aktivitas di laut. Yang paling banyak itu kapal yang lewat buang sampah,” katanya.

Bangkai paus sperma  dikubur  di sekitar Pantai Kolowawa, Desa Kapota Utara.