Lima Kasus Kematian Hewan Laut Akibat Makan Sampah Plastik
Penulis : Redaksi Betahita
Konservasi
Kamis, 29 November 2018
Editor : Redaksi Betahita
Betahita.id – Sampah plastik kini menjadi ancaman nyata bagi ekosistem laut. Sampah plastik tidak hanya mengotori lautan, tetapi juga masuk ke dalam tubuh hewan laut yang menganggapnya makanan sehingga menelannya.
Setiap tahun terdapat 9 juta ton sampah plastik mengalir ke laut, menurut penelitian National Geographic. Studi lain juga menemukan bahwa hewan laut terbesar yang masuk kategori filter feeders seperti paus dan hiu rentan terhadap mikroplastik.
Baca Juga: Ilmuan: Sampah Plastik Setiap Hari Keluarkan Gas Rumah Kaca
Hal itu terjadi karena kedua jenis hewan tersebut memasukkan makanan, biasanya gerombolan ikan kecil, dengan menyaring mereka dari air laut, lalu menelan bersama air laut. Para ilmuwan berasumsi selama proses tersebut, paus dan hiu bisa menelan mikroplastik yang terdapat dalam air laut.
Walau para ilmuwan belum bisa memastikan seberapa besar pengaruh sampah plastik bagi ekosistem laut, berbagai contoh nyata telah terjadi. Selama 2018, bermunculan kasus penemuan hewan laut yang terjerat plastik atau mati dengan sampah plastik di dalam perutnya.
- Paus Sperma dengan 5,9 kilogram plastik di dalam perut, Indonesia
November 2018, Indonesia dikejutkan oleh bangkai seekor paus sperma (Physeter macrocephalus) yang terdampar di perairan Pulau Kapota di Taman Nasional Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Hasil nekropsi menunjukkan, paus sperma yang masih muda tersebut memiliki hampir enam kilogram sampah plastik di dalam perutnya. Kini masih diselidiki, untuk melihat apakah kematiannya berhubungan langsung sampah plastik atau tidak.
- Paus pilot dengan tujuh kilogram sampah plastik di dalam perut, Thailand
Mei 2018, seekor paus pilot jantan ditemukan di sebuah kanal dekat Songkhla, Thailand Selatan, tidak mampu berenang dan tampak kehabisan napas. Paus itu memuntahkan lima kantong plastik saat pihak konservasi laut mencoba menyelamatkannya, tim rescue dan dokter mencoba menyelamatkannya. Lima hari kemudian, mamalia itu mati. Hasil nekropsi menemukan sampah plastik seberat delapan kilogram menumpuk di perutnya. Sampah plastik itu terdiri dari 80 kantong plastik dan sampah lainnya.
- Paus sperma dengan 29 kilogram sampah plastik di dalam perutnya, Spanyol
Pada Februari 2018, seekor paus sperma ditemukan terdampar di pantai Cabo de Palos di Murcia, Spanyol. Setelah otopsi, terdapat 29 kilogram plastik di dalam perutnya, terdiri dari kantong plastik, jaring, tali, dan kaleng. Pakar yang melakukan otopsi menyimpulkan bahwa sistem pencernaan hewan mamalia tersebut terhambat oleh plastik yang menumpuk di perutnya. Akibatnya, paus sperma tersebut menderita peritonitis atau infeksi perut yang kemudian menyebabkan kematiannya.
Baca Juga: Paus Sperma Tewas di Wakatobi, Ada 5,9 Kg Sampah Plastik di Perutnya
- Bayi anjing laut terjerat plastik, Skotlandia
Mei 2018, National Geographic melaporkan tentang seekor bayi anjing laut yang mati terjerat bungkus plastik di Pulau Skye, Skotlandia. Hewan tersebut kemudian dibawa ke Scottish Marine Animal Stranding Scheme untuk menjalani nekropsi. Hasilnya, dari perut bayi anjing laut yang berumur sekitar delapan bulan hingga satu tahun tersebut terdapat plastik kusut berukuran dua inci persegi. Diduga, plastik tersebut menyumbat pyloric sphincter, bagian lambung yang mengosongkan perut dan mendorong makanan ke usus. Temuan lain juga mengungkap usus bayi anjing laut tersebut terinfeksi.
- Penyu di Bali
Pertengahan Juli 2018, tim konservasi penyu dari Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) mengevakuasi bangkai penyu di perairan Pantai Panarukan, Singaraja, Bali. Hasil nekropsi menunjukkan saluran pencernaan tersumbat sampah plastik yang dimakannya. Sampah plastik itu tersangkut di tenggorokan.