Status Terumbu Karang Indonesia 2018: 36 Persen Jelek

Penulis : Redaksi Betahita

Konservasi

Jumat, 30 November 2018

Editor : Redaksi Betahita

Betahita.id – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui Pusat Penelitian Oseanografi (P2O) menyampaikan hasil penelitian dan pemantauan terumbu karang terhadap 1067 site di seluruh Indonesia. Kondisi persentase terumbu karang dengan kategori jelek mendominasi.

Baca juga: Tabir Surya Beracun bagi Terumbu Karang

Kepala LIPI, Laksana Tri Handoko mengatakan ketersediaan data set terumbu karang diperoleh dari hasil penelitian dan monitoring P2O LIPI yang dilakukan dalam rentang waktu 25 tahun serta didukung oleh data dari instansi lain.

Menurut Data P2O, terumbu karang kategori jelek sebanyak 386 site (36.18%), kategori cukup sebanyak 366 site (34.3%), kategori baik 245 site (22.96%) dan kategori sangat baik sebesar 70 site (6.56%).

Jakarta, (28/11). Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui Pusat Penelitian Oseanografi (P2O) menyampaikan hasil penelitian dan pemantauan terumbu karang terhadap 1067 site di seluruh Indonesia. Terlihat kondisi prosentase terumbu karang kategori jelek lebih banyak. Foto/gilanghelindro

Secara umum, terumbu karang dalam kategori baik dan cukup mengalami tren penurunan, namun sebaliknya kategori sangat baik dan jelek mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Pengukuran tersebut didasarkan pada kriteria persentase tutupan karang hidup yaitu sangat baik dengan tutupan 76-100%, baik tutupan 51-76%, cukup 26-50% dan jelek tutupan 0-25%.

Hasil pengukuran terkini melalui pemetaan citra satelit, luas terumbu karang Indonesia mencapai 25.000 km2 merujuk data COREMAP CTI 2016, atau sekitar 10 persen dari total yerumbu karang dunia seluas 284.300 km2, selanjutnya dengan penyumbang terbesar adalah coral triangle yangg menyumbang sekitar 34 persen terhadap total luas terumbu karang dunia.

Baca : Ekspedisi Nusa Manggala LIPI di Pulau Terdepan Indonesia

“Hal ini menjadikan Indonesia sebagai pusat segitiga karang dunia yg memiliki kekayaan jenis karang dunia dan lima jenis diantaranya merupakan jenis yang endemik, maka informasi mengenai laporan terumbu karang 2018 ini dapat digunakan semua pihak untuk menyusun kebijakan, pengelolaan, dan konservasi karang Indonesia” katanya.