Taman Nasional Ujung Kulon: Badak Aman dari Tsunami

Penulis : Redaksi Betahita

Konservasi

Senin, 24 Desember 2018

Editor : Redaksi Betahita

Betahita.id – Taman Nasional Ujung Kulon sisi utara ikut terdampak tsunami Selat Sunda, namun satwa langka dilindungi badak bercula satu (Rhinoceros sondaicus) aman.

Kepala Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) Mamat Rahmat mengatakan bahwa hingga kini timnya belum menerima laporan soal badak yang mati. Kawasan taman nasional yang terimbas berlokasi di bagian utara. Bukan wilayah selatan tempat satwa langka tersebut kerap berkumpul.

Baca Juga: Badak Sumatera Betina Ditranslokasi untuk Program Pengembangbiakan di Kaltim

“Kondisi badak saat ini di TNUK aman terkendali sementara ini,” kata Mamat kepada Betahita melalui pesan teks, Senin, 24 Desember 2018

Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) . Dok.menkhk.go.id

Mamat menjelaskan bahwa Badak Jawa lebih sering berkumpul di dalam hutan ketimbang di pantai. Hewan tersebut hanya sesekali ke pantai bila membutuhkan air asin. Jarak hutan tempat tinggal badak Jawa di taman nasional itu pun cukup jauh dari pantai.

Baca Juga: Hari Cinta Satwa: 7 Spesies Ini Makin Langka di Indonesia

Mamat melanjutkan bahwa tsunami yang melanda Selat Sunda pada Sabtu malam (22/12) tersebut merupakan peringatan bagi dunia konservasi bahwa ancaman Anak Krakatau terhadap keberlangsungan badak di taman nasional tersebut semakin nyata.

Second habitat menjadi solusinya,” kata Mamat tanpa memberi penjelasan tambahan.

Baca juga: Tsunami Selat Sunda, 281 Orang jadi Korban

Saat ini terdapat 67 ekor badak bercula satu yang berhabitat di Taman Nasional Ujung Kulon. Juga disebut Badak Jawa, hewan langka ini berstatus kritis akibat perburuan liar untuk mendapatkan culanya.