HARI BUMI 2019: Bumi Kian Sakit
Penulis : Redaksi Betahita
Konservasi
Senin, 22 April 2019
Editor : Redaksi Betahita
Betahita.id – Peringatan Hari Bumi 2019 kali ini mengharuskan kita untuk memberi perhatian lebih pada penyakit Bumi, yang kian hari makin parah. Kondisi lingkungan dunia terus memburuk.
Ketika di satu sisi bencana, emisi global terus menghancurkan sifat dasar manusia, di sisi lain suara-suara baru meningkat untuk membawa gelombang revolusi baru bagi Bumi.
Dikutip laman newsd, kerusakan Bumi mengarah ke waktu mutlak untuk membentuk solusi dengan perubahan luas. Berikut adalah beberapa fakta yang paling menarik dan mengkhawatirkan tentang Bumi yang telah dipelajari:
1. Generasi muda saat ini menghadapi iklim yang mengerikan di masa depan
Remaja di bawah kelompok usia 18 tahun yang benar-benar bakal terguncang dengan kondisi iklim saat ini. Situasi lintasan saat ini nantinya akan menghangatkan planet dengan 4 derajat Celcius pada tahun 2100, suhu tersebut akan menghancurkan dunia dengan bencana seperti kekeringan, penyakit, dan kekurangan makanan.
Sebelumnya pada bulan lalu, siswa di 120 negara melakukan mogok untuk menuntut tindakan tegas terhadap perubahan iklim. Serangan revolusioner telah menjadi bagian dari gerakan aktivisme iklim yang dipimpin oleh kaum muda.
2. Meningkatnya plastik di lingkungan
Jumlah besar plastik telah ditemukan di beberapa tempat di perairan yang menyebabkan terganggunya kehidupan air dari hewan laut. Gunungan besar limbah non-biodegradable mengalir ke lautan, di mana plastik itu terurai menjadi potongan kecil dan terakumulasi di semua makhluk laut.
Dari jumlah yang begitu besar, hanya 9 persen dari plastik yang dapat didaur ulang. Bahkan pecahan kecil itu sekarang berada di bawah ancaman yang mengkhawatirkan.
3. Hidup jauh lebih berat dari yang dipikirkan
Pernahkah Anda berpikir tentang massa rata-rata semua hewan dan tumbuhan di bumi? Mungkin tidak, tapi beberapa ilmuwan brilian melakukan penelitian fantastis karena mereka telah menghitung bahwa bahkan makhluk terkecil di bumi pun memiliki bobot terbesar.
Misalnya, massa bakteri tunggal 1.100 kali lebih banyak dari massa semua manusia. Namun, soal fakta bahwa aktivitas manusia seperti perburuan, penggundulan hutan, dan lainnya telah secara dramatis mengurangi massa kehidupan di Bumi.
4. 90 spesies katak punah karena perubahan iklim
Katak adalah spesies sentinel yang peka terhadap berbagai perubahan dalam lingkungannya, seperti suhu, curah hujan, dan hilangnya habitat. Jenis-jenis spesies ini memainkan peran penting sebagai predator dan juga mangsa di habitatnya.
Dikabarkan, tahun ini total 90 spesies katak telah punah karena perubahan iklim yang tidak merata dan memaksa 124 spesies lainnya untuk menurun lebih dari 90 persen.
5. Satwa liar menghilang, muncul, dan berevolusi
Di alam liar di mana beberapa spesies telah menghilang, ribuan spesies baru telah ditemukan yang muncul sebagai pengingat bahwa manusia masih memiliki peluang untuk mengembangkan semua nuansa kehidupan di Bumi.
Mungkin ini bisa menjadi lebih sulit jika kondisi lingkungan tidak berubah, karena penyu mengalami perubahan dramatis dalam rasio jenis kelamin mereka setelah kenaikan suhu yang tajam. Sebagai spesies yang merespon ke perubahan cepat menyebabkan di lingkungan mereka, dan menyaksikan hibrida baru muncul.
6. Lebih dari satu dekade tersisa untuk pemanasan global berlalu begitu saja
Menurut para ilmuwan terbaik dunia, hanya beberapa dekade yang tersisa untuk membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat Celcius. Satu-satunya solusi untuk menyingkirkan dari situasi bencana ini adalah untuk memotong emisi gas rumah kaca global.
Masyarakat dunia harus memiliki untuk mencapai pada nol emisi pada 2050 dan bahkan harus mulai mengurangi jumlah karbon dioksida di atmosfer baru agar dapat mencapai tujuan yang ditentukan. Jika tidak, jendela akan tertutup hingga 1,5 derajat Celcius dan manusia akan mengunci diri suasana yang panas.
Fakta tersebut adalah hal penting bagi masyarakat seluruh dunia untuk bangun dan mengadopsi langkah-langkah kecil. Tujuannya untuk membangkitkan minat dan merenungkan kompleksitas yang telah manusia ciptakan secara merugikan.
Masyarakat Bumi, harus menetapkan preseden yang kuat di mana generasi masa depan dapat berdiri dengan mudah dan untuk menghadapi masalah ini. Dan harus mengecilkan masalah seperti meningkatnya emisi global, naiknya permukaan laut dan banyak lagi menjadi solusi permanen.
Simak kabar terbaru tentang Hari Bumi 2019 hanya di kanal Tekno Tempo.co