Taman Nasional Lorentz, Terbesar di Asia Tenggara
Penulis : Redaksi Betahita
Hutan
Rabu, 04 Desember 2019
Editor : Redaksi Betahita
Betahita.id – Hari ini, Rabu, 4 Desember 2019, Taman Nasional Lorentz di Papua tepat berumur 22 tahun. Ini adalah taman nasional terbesar di Asia Tenggara, demikian dikutip Devdiscourse, hari ini.
Taman Nasional Lorentz dinyatakan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada tahun 1999. Tempat perlindungan alam yang luas ini, membentang lebih dari 24.864 kilometer persegi terletak di provinsi Papua, tepat di persimpangan dua lempeng benua yang bertabrakan.
Taman nasional ini dianggap sebagai salah satu taman nasional yang paling beragam secara ekologis di dunia. Lorentz adalah satu-satunya cagar alam di kawasan Asia-Pasifik yang memiliki berbagai ekosistem altitudinal lengkap mulai dari wilayah laut, hutan bakau, hutan rawa dan air tawar, hutan hujan dataran rendah dan pegunungan, tundra, dan gletser khatulistiwa.
Gunung yang paling terkenal adalah Puncak Jaya, puncak tertinggi di Asia Tenggara. Memiliki ketinggian 4.884 meter, Puncak Jaya (sebelumnya Carstensz Pyramid) adalah gunung tertinggi antara Himalaya dan Andes.
Selain itu, Taman Nasional Lorentz juga banyak memiliki daerah yang belum dipetakan dan belum dijelajahi, dan dipastikan mengandung banyak spesies tanaman dan hewan yang belum diketahui oleh ilmu pengetahuan. Pengetahuan etnobotani dan etnozoologi masyarakat lokal tentang biota Lorentz juga belum banyak didokumentasikan.
Taman ini dinamai untuk Hendrikus Albertus Lorentz, seorang penjelajah Belanda yang melewati daerah itu pada ekspedisi 1909-1910. Taman ini didirikan pada 1997.
Ketika diancam penebangan, perburuan, dan polusi, Taman Nasional Lorentz dilindungi dengan ketat oleh World Wildlife Federation dan UNESCO, yang telah menetapkannya sebagai Situs Warisan Dunia. Ini adalah keajaiban dunia yang tidak resmi, mengandung lebih banyak keajaiban di dalamnya.
Taman Nasional Lorentz memiliki 630 spesies burung yang terdokumentasi (sekitar 95 persen dari jumlah total spesies burung di Papua) dan 123 spesies mamalia. Burung termasuk dua spesies kasuari, 31 spesies merpati, 500 spesies kakatua, 60 spesies burung pekakak dan 145 spesies burung matahari.
Spesies mamalia termasuk echidna berparuh panjang, echidna berparuh pendek, dan empat spesies kuskus serta walabi, quolls dan kanguru pohon. Sementara endemik di pegunungan Papua yang dijuluki Sudirman Range adalah dingiso yang merupakan spesies kanguru pohon yang baru ditemukan pada 1995.
TEMPO.CO | TERAS.ID