Harimau Terduga Penyerang Warga Masuk Jebakan BKSDA

Penulis : Redaksi Betahita

Biodiversitas

Kamis, 23 Januari 2020

Editor : Redaksi Betahita

Betahita.id – Balai Konservasi Sumber Daya Alam  Sumatera Selatan berhasil menangkap seekor harimau sumatera  di Desa Plakat, Muara Enim, Selasa pagi, 21 Januari 2020. 

Harimau yang diduga telah menerkam penduduk di hutan lindung, dan sekitar perkampungan itu, masuk dalam perangkap yang dipasang oleh  BKSDA di luar hutan.

BKSDA selanjutnya akan melakukan upaya penyelamatan terhadap satwa liar yang diperkirakan telah menyerang warga di Pagaralam, Lahat dan Muara Enim itu.

Kepala BKSDA Sumatera Selatan, Genman Suhefti Hasibuan, mengatakan kemungkinan besar harimau tersebut akan dievakuasi ke Lampung yang  memiliki sarana dan prasarana  untuk menyelamatkan harimau.

Harimau yang masuk ke kotak perangkap di Kabupaten Muara Enim, Selasa, 21 Januari 2020. (Dok.BKSDA Sumsel)

Di Lampung, harimau itu akan menjalani uji kesehatan sebelum akhirnya dilepas ke alam liar. Sedangkan di Sumatera Selatan sendiri tidak memiliki sarana yang disyaratkan.

“Di Lampung akan dilakukan pemeriksaan kesehatan dan setelahnya akan dikembalikan ke habitatnya setelah melalui kajian para pakar,” kata Genman.

BKSDA dan pegiat konservasi harimau memasang tiga perangkap dan 20 kamera jebak di Kabupaten Muara Enim. Pemasangan telah berlangsung sejak Desember 2019 usai serangan harimau yang merenggut nyawa warga setempat.

Selain di Muara Enim, harimau juga telah menewaskan warga di Lahat dan Pagaralam. Namun demikian belum dapat dipastikan apakah harimau yang tertangkap di Muara Enim itu merupakan satwa yang juga memangsa warga di dua daerah lainnya.

Kepala Seksi Konservasi Wilayah II BKSDA Sumatera Selatan, Martialis Puspito, menambahkan bahwa harimau sumatera itu masuk perangkap yang dipasang tim di Semendo Darat Ulu, Muara Enim.

Namun belum dapat dipastikan jenis kelamin harimau yang masuk perangkap tersebut. Diduga, harimau itu tertarik masuk ke dalam jebakan lantaran di dalamnya sudah dipasang umpan berupa satu ekor kambing hidup.

TEMPO.CO | TERAS.ID