Tokoh Konservasi Badak Marcellus Adi Meninggal
Penulis : Betahita.id
Badak
Senin, 27 April 2020
Editor :
BETAHITA.ID - Praktisi senior pelestarian badak Marcellus Adi CT Riyanto meninggal di Kutai Barat, Kalimantan Timur, Senin dini hari, 27 April 2020.
Menurut kabar yang beredar di grup WA praktisi lingkungan, Marcellus sakit dan dirawat di rumah sakit dalam beberapa hari terakhir. Jenazah telah dimakamkan Senin pagi.
Marcellus meninggal dalam usia 55 tahun. Dokter hewan lulus IPB Bogor ini adalah direktur Aliansi Lestari Rimba Terpadu (Alert). Ia dikenal sebagai praktisi senior pelestarian badak.
Ia menjadi manajer di Suaka Rhino Sumatra Way Kambas, ketika badak sumatera bernama Andalas dikembalikan ke habitatnya di Sumatera pada Februari 2007. Amanda adalah badak jantan muda yang lahir di Kebun Binatang Cincinnati,
Menurut Tempo, Andalas merupakan bayi badak pertama yang sukses lahir di luar habitat liarnya sepanjang 112 tahun terakhir. Orang tuanya, Ipuh dan Emi, adalah dua dari empat ekor badak yang berhasil bertahan hidup dari program penangkapan Departemen Kehutanan bekerja sama dengan Sumatran Rhino Trust 1980-1994 lalu.
Sebanyak 85 ekor badak sumatra liar ditangkap. Mereka akan dikembangbiakkan secara ex situ demi mengangkat statusnya agar tidak lagi paling langka di antara keluarga badak. Sayang, proyek ini gagal. Sebanyak 72 ekor badak sumatera mati karena tidak bisa hidup di luar habitat aslinya.
Badak yang hidup tinggal Ipuh dan Emi (keduanya di Cincinnati), Torgamba (berusia sekitar 26 tahun, sempat di Inggris tapi sudah berada di Way Kambas, dan Bina (20-an tahun, sempat di Taman Safari Indonesia, sudah di Way Kambas}.