Harimau Sumatera dan Koleksi Taman Satwa Garut Terancam Kelaparan

Penulis : Betahita.id

Biodiversitas

Selasa, 28 April 2020

Editor :

BETAHITA.ID -  Pengelola Taman Satwa Cikembulan di Kabupaten Garut, Jawa Barat, mulai kesulitan memenuhi kebutuhan pakan hewan. Pendapatan taman satwa ini praktis merosot sejak ditutup karena wabah corona. Sejumlah koleksi termasuk harimau sumatera terancam kelaparan jika krisis berlanjut.

"Jika pandemi ini masih lama, kami benar-benar menyerah dan tidak sanggup bertahan lagi mengelola satwa negara," kata kata Manager Operasional Lembaga Konservasi Taman Satwa Cikembulan, Rudy Arifin di Garut, Minggu 26 April 2020. Dia memperkirakan dana operasional yang tersedia saat ini hanya cukup sampai Juni 2020.

Taman Satwa Cikembulan yang terletak di Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, Jawa Barat, ini tutup sejak awal Maret 2020. Akibat penutupan itu, kata Rudy, tidak ada pendapatan bagi pengelola untuk menambah biaya perawatan dan memenuhi kebutuhan pakan satwa setiap harinya. Sementara tabungan taman satwa juga tidak cukup banyak.

Kawasan konservasi Taman Satwa Cikembulan memiliki luas sekitar 5 hektare. Koleksi satwa yang ada di sana sebanyak 435 ekor, yang terdiri dari jenis mamalia, aves, dan reptil. Biaya yang harus dikeluarkan untuk operasional, termasuk pakan, mencapai Rp 220 juta setiap bulan.

Harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae). Dok.menlhk.go.id

Jenis satwa yang membutuhkan banyak biaya untuk pakan, kata Rudy, di antaranya macan tutul dengan jumlah lima ekor, harimau sumatera satu ekor, beruang madu satu ekor, dan singa Afrika delapan ekor. "Untuk makan macan tutul saja sampai Rp 20 juta per bulan karena harus membeli daging," kata dia. "Kami berharap ada perhatian dari pemerintah, karena satwa dilindungi yang ada di sini adalah milik pemerintah."

Selain berdampak pada pasokan pakan, Rudy menambahkan, pengelola Taman Satwa Cikembulan terpaksa mengurangi tenaga kerja untuk menekan biaya operasional. Dari 30 orang yang bekerja di sana, menurut Rudy, saat ini hanya mampu mempekerjakan 15 orang saja.

TEMPO.CO | TERAS.ID