Maia Estianty Kampanye Selamatkan Hewan Terlantar dengan Masker

Penulis : Betahita.id

Tokoh

Minggu, 03 Mei 2020

Editor :

BETAHITA.ID -  Maia Estianty menggalang donasi dengan berjualan masker kain untuk mengurus hewan terlantar. Ia bekerja sama dengan desainer bajunya, Olive Olivy. Ia berkampanye dengan mengunggah foto dirinya mengenakan masker unik buatan Olive. 

"Untuk para pecinta hewan. Di pandemi ini banyak binatang terlantar yang dibuang dan tersia-sia, @olive_and_hers didukung saya, ME, membuat project shop and donate. Setiap keuntungan dari penjualan masker ini akan digunakan untuk donasi bantuan hewan terlantar. Harga masker Rp 120 ribu per buah. Thank you so meowwch," tulis Maia di akun Instagramnya pada Sabtu, 2 Mei 2020. 

Banyak juga netizen pecinta hewan yang senang dengan unggahan Maia ini. "Makasih Bun, memikirkan anabul juga," tulis @winona. "Keren banget Bunda Maia," ucap @marceliaindah. "Dunia perlu orang seperti kamu, bun. Semoga Tuhan selalu memberkahimu selalu," tulis @xxmrnsxx. 

Selama pandemi Covid-19 ini, banyak hewan piaraan yang terlantar dan terbuang sia-sia. BBC melaporkan, di Cina, yang menjadi awal penyebaran virus corona, ada seribuan anjing dan kucing diselamatkan oleh kelompok pecinta hewan. Situasi ini tidak hanya terjadi di Cina, tapi juga seluruh dunia, termasuk Indonesia. 

Maia Estianty dengan masker uniknya menggalang donasi untuk mengurus hewan peliharaan yang terlantar. (Teras.id/Instagram Maia Estianty)

Lantaran pemiliknya sendiri susah mengakses makanan menyusul kesulitan ekonomi yang terjadi, maka kerap terjadi pilihan untuk membuang hewan piaraan mereka. Bukan hanya hewan piaraan, satwa yang ada di kebun binatang pun kini terancam kematian lantaran para pengelolanya hanya sanggup memberikan pakan bagi mereka sebulan. Kebun binatang yang ditutup menyebabkan pengelola tidak memiliki pemasukan untuk memberikan pakan bagi mereka. 

Pengelola Taman Satwa Cikembulan di Kabupaten Garut, Jawa Barat, juga ikut terdampak wabah corona ini. Merekamulai kesulitan memenuhi kebutuhan pakan hewan. Pendapatan taman satwa ini praktis merosot sejak ditutup karena wabah corona. Sejumlah koleksi termasuk harimau sumatera terancam kelaparan jika krisis berlanjut.

"Jika pandemi ini masih lama, kami benar-benar menyerah dan tidak sanggup bertahan lagi mengelola satwa negara," kata kata Manager Operasional Lembaga Konservasi Taman Satwa Cikembulan, Rudy Arifin di Garut, Minggu 26 April 2020. Dia memperkirakan dana operasional yang tersedia saat ini hanya cukup sampai Juni 2020.

TEMPO.CO | TERAS.ID