LIPI Buat Aplikasi Monmang untuk Memantau Mangrove
Penulis : Betahita.id
Hutan
Jumat, 07 Agustus 2020
Editor :
BETAHITA.ID - Pusat Penelitian Oseanografi LIPI bekerja sama dengan Coremap-CTI mengembangkan perangkat pemantau mangrove Monmang dan menyusun buku indeks kesehatan mangrove MHI atau Mangrove Health Index.
Aplikasi itu dibuat berdasarkan pemantauan bakau di lebih dari 40 lokasi di Indonesia. “Hasil penelitian menghasilkan ribuan kumpulan data struktur komunitas mangrove dari berbagai habitat yang kemudian digunakan untuk membuat MONMANG,” kata Kepala Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Augy Syahailatua seperti dikutip laman LIPI, Kamis, 6 Agustus 2020.
Baca juga: Greenpeace: RUU Cipta Kerja Ancam Ekosistem Pesisir dan Mangrove
Indonesia memiliki ekosistem mangrove terbesar di dunia dengan variasi habitat dan keragamanan hayati yang melimpah. Lahan mangrove di Indonesia 3.112.989 hektare atau 22,6 persen dari ekosistem mangrove di dunia yang seluas 13.760.000 hektare. “Mangrove yang sehat memiliki kontribusi besar dalam aspek ekonomi sosial masyarakat sekitarnya, serta berperan melindungi wilayah pesisir dari bencana alam laut,” kata Augy.
Monmang adalah aplikasi berbasis Android pada ponsel pintar untuk melakukan input data dan analisis langsung dari situs lapangan saat melakukan monitoring. Aplikasi ini menyediakan parameter struktur komunitas seperti kepadatan, ukuran morfologi, frekuensi, dominasi dan indeks kesehatan mangrove. “Monmang dapat memudahkan pengukuran kanopi dan dapat menfasilitasi ekspor data ke spreadsheet,” kata peneliti Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, I Wayan Eka Dharmawan.
Eka menjelaskan, LIPI telah mengumpulkan ribuan dataset komunitas mangrove dari berbagai habitat. “Dataset ini ukuran satuannya per plot. Kita mempunyai lebih dari 1300 plot,” ungkap Wayan.
Ia menjelaskan, selama ini yang menjadi kendala adalah keterbatasan waktu dan tenaga untuk menjangkau luas area, jumlah habitat, jumlah plot, dan keterwakilan data. “Monmang dapat meringkas semuanya termasuk menghitung persentase luasan kanopi ketika survey tersebut sedang dilakukan,” ujar Eka.
Buku indeks MHI (Mangrove Health Index) dibangun berdasarkan tiga parameter struktur tegakan hutan mangrove, yaitu kerapatan kanopi (%), rata-rata diameter batang pohon (cm) dan jumlah tegakan tiang atau pohon mangrove yang berukuran kecil (diameter batang < 5 cm).
Indeks ini dapat menggambarkan stasus kesehatan mangrove, baik dari sisi vegetasi dan keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya sehingga dapat membantu pengelola ekosistem mangrove dalam menentukan aksi-aksi pengelolaan.
Eka menjelaskan, dengan data sebanyak ini, bisa dikembangkan perangkat kondisi kesehatan mangrove. “Namun kami tidak ingin berhenti sampai di situ. Kami ingin data tersebut bisa dimanfaatkan secara nasional juga publikasi internasional,” kata Eka.