Rabu Ini Hari Gajah Sedunia, Populasi di Sini Tinggal 2.400 Ekor

Penulis : Betahita.id

Konservasi

Rabu, 12 Agustus 2020

Editor :

BETAHITA.ID -  Rabu, 12 Agustus 2020, adalah Hari Gajah Sedunia. Data dari International Union for Conservation of Nature (IUCN), populasi gajah di Indonesia saat ini masuk dalam kategori kritis dengan hanya tersisa sekitar 2.400 hingga 2.800 ekor, turun hingga 32 persen sejak 1992.

Hari Gajah Sedunia dirayakan setiap 12 Agustus sejak 2012, diinisiasi Patricia Sims dan Yayasan Reintroduksi Gajah yang berbasis di Thailand. Selama delapan tahun terakhir, Hari Gajah Sedunia telah bermitra dengan lebih dari 100 organisasi konservasi gajah dari seluruh dunia, dan membantu meningkatkan kesadaran akan perlunya melindungi dan melestarikan gajah.

Gajah adalah spesies yang terancam punah, dan populasi hewan raksasa ini telah menyusut secara signifikan selama beberapa dekade terakhir. Misalnya, di Afrika, hanya tersisa sekitar 415.000 ekor gajah, menyusut dari 600.000 pada 1989 dan 1,3 juta pada 1979 demikian data dari Space For Giants.

Banyak faktor yang berkontribusi terhadap penurunan populasi gajah, salah satunya adalah perburuan. Pemburu di Afrika secara ilegal telah membunuh sekitar 110.000 gajah selama dasawarsa terakhir - sekitar seperempat dari populasi gajah Afrika 10 tahun lalu.

Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus)./Foto Dok. WWF Indonesia

Ketua Harian Perkumpulan Penyelamat Hutan Satwa, yang juga anggota Forum Konservasi Gajah Indonesia, Syamsuardi, mengapresiasi pihak kepolisian yang bergerak cepat dan mampu menangkap pemburu gajah, pada awal Agustus lalu di Indragiri Hulu, Riau.

Menurutnya, dari berbagai faktor seperti konflik satwa dengan manusia, kerusakan habitat, dan perburuan liar, faktor terakhir sangat berkontribusi pada berkurangnya populasi gajah.

“Kami komunitas pemerhati gajah mengecam perburuan satwa liar, dan mengucapkan selamat atas keberhasilan pihak kepolisian dalam penangkapan tersebut. Namun, seperti yang diakui oleh para penegak hukum, pelaku yang ditangkap kali ini juga merupakan tersangka perburuan liar yang tertangkap pada tahun 2015 silam, orangnya itu-itu saja," ujar Syamsuardi dalam keterangan tertulis, Selasa, 11 Agustus 2020.

"Ini menjadi pekerjaan rumah bagi kita semua untuk meringkus sindikat perburuan satwa liar yang lebih luas, karena memang sulit untuk mengungkap jaringan yang sangat rapat dan profesional,” ujarnya.

Lebih lanjut menurut Syamsuardi, tak hanya penegak hukum yang perlu berperan untuk mengurangi ancaman terhadap populasi satwa liar ini, melainkan juga masyarakat dan pihak swasta.

Menurutnya, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk hidup berdampingan dengan satwa liar ini. “Selama mereka berada dalam kelompok, gajah adalah satwa yang setia dengan jalurnya. Mereka punya jalur permanen yang dilalui selama bertahun-tahun," ujarnya.

"Maka jika patroli rutin dilakukan oleh masyarakat dan perusahaan yang kawasan konsesinya menjadi rumah bagi gajah, akan lebih mudah untuk merawat ruang hidup mereka. Hal lain yang dapat dilakukan adalah mengurangi penggunaan alat yang berbahaya, seperti petasan untuk menghalau gajah. Gunakanlah meriam karbit, yang tidak punya risiko kebakaran dan tidak melukai,” kata Syamsuardi.

Kerja sama berbagai pihak diperlukan untuk mendukung kelestarian satwa liar. Hari Gajah Sedunia dapat menjadi pengingat bagi semua untuk lebih keras berupaya membentuk sistem dan mendorong pergeseran kebudayaan di tengah masyarakat, sehingga dapat lebih nyaman hidup berdampingan dengan satwa.

TEMPO.CO | TERAS.ID