Penyebab Kematian Ratusan Gajah Botswana Masih Misterius
Penulis : Betahita.id
Ekologi
Selasa, 18 Agustus 2020
Editor :
BETAHITA.ID - Penyebab kematian ratusan gajah di Delta Okavangi, Botswana sejak Maret 2020, masih misterius. Namun Departemen Satwa Liar Botswana menduga satwa raksasa ini mati karena racun alami.
Baca juga: Ratusan Gajah Mati di Botswana
Laman Sciencealert, 3 Agustus 2020, melaporkan, pihak berwenang sejauh ini mengesampingkan antraks, serta perburuan liar, karena gadingnya ditemukan utuh.
Negara Afrika bagian selatan yang terkurung daratan ini memiliki populasi gajah terbesar di dunia, diperkirakan sekitar 130.000. Sekitar 300 dari mereka telah ditemukan mati sejak Maret.
Tes pendahuluan yang dilakukan di berbagai negara sejauh ini belum sepenuhnya meyakinkan dan masih banyak lagi yang sedang dilakukan, kata pimpinan Departemen Satwa dan Taman Nasional Botswana, Cyril Taolo kepada AFP.
"Tetapi berdasarkan beberapa hasil awal yang kami terima, kami melihat racun yang muncul secara alami sebagai penyebab potensial," katanya. "Sampai saat ini kami belum membuat kesimpulan tentang apa penyebab kematian".
Ia menjelaskan, beberapa bakteri secara alami dapat menghasilkan racun, terutama di air yang tergenang.
Pemerintah Botswana sejauh ini menyebutkan bahwa 281 gajah mati, meskipun ahli konservasi independen mengatakan lebih dari 350.
Kematian itu pertama kali ditandai oleh badan amal konservasi satwa liar, Elephants Without Borders (EWB), yang laporan rahasianya mengacu pada 356 gajah mati bocor ke media awal Juli.
EWB menduga gajah telah mati di daerah tersebut selama sekitar tiga bulan, dan kematian tidak terbatas pada usia atau jenis kelamin.
Beberapa gajah hidup tampak lemah, lesu dan kurus, dengan beberapa menunjukkan tanda-tanda disorientasi, kesulitan berjalan atau pincang, kata EWB.
Pengujian sedang dilakukan di laboratorium spesialis di Afrika Selatan, Kanada, Zimbabwe, dan AS.
Menurut dokter hewan dan ahli satwa liar yang diwawancarai oleh National Geographic, serta pemeriksaan kematian gajah di masa lalu, kemungkinan penyebabnya meliputi: menelan bakteri beracun dalam air, keracunan antraks, keracunan oleh manusia, infeksi virus dari hewan pengerat, atau mikroba patogen .
Selain itu, mungkin juga beberapa kombinasi dari penyebab-penyebab ini — terutama jika faktor lingkungan berperan, seperti curah hujan deras akhir tahun ini setelah bertahun-tahun kemarau.