Jelang Pilpres AS, Trump Hapus Status Hutan dan Satwa Dilindungi

Penulis : Betahita.id

Konservasi

Senin, 02 November 2020

Editor :

BETAHITA.ID - Presiden Donald Trump membuat kebijakan kontroversial menjelang Pemilihan Presiden AS, 3 November 2020, yakni menghapus status Hutan Nasional Tongasa di Alaska dan serigala abu-abu sebagai kawasan dan satwa dilindungi.

Washington Post edisi 28 Oktober 2020 menyebutkan, Trump akan membuka lebih dari setengah kawasan Hutan Nasional Tongass untuk penebangan dan bentuk pembangunan lainnya. Ini adalah salah satu hutan hujan beriklim utuh terbesar di dunia selama hampir dua dekade.

Kebijakan kandidat inkumben Presiden AS ini membuat perusahaan kayu bebas mengeksploitasi kawasan seluas 9,3 juta hektar, yang terdiri atas tegakan tua dari pohon cedar merah dan kuning, cemara Sitka dan hemlock.

Hutan ini juga merupakan rumah bagi banyak spesies salmon dan rusa. Keputusan tersebut, yang akan diterbitkan dalam Federal Register, membalikkan perlindungan yang diberlakukan Presiden Bill Clinton pada tahun 2001 dan merupakan salah satu kemunduran publik paling luas yang telah diberlakukan Trump, tulis Washington Post.

Induk serigala abu-abu dan dua anaknya tertangkap kamera jarak jauh di alam liar Hutan Nasional Lassen di Kalifornia Utara. (US Forest Service/ AP)

Selama bertahun-tahun, ilmuwan federal dan akademis telah mengidentifikasi Tongass sebagai oasis ekologis yang berfungsi sebagai penyerap karbon besar sekaligus menyediakan habitat utama bagi salmon dan trout Pasifik liar, rusa ekor hitam Sitka, dan berbagai spesies lainnya.

Di kawasan ini juga ditemui populasi beruang coklat tertinggi di Amerika Utara, dan pepohonan berusia antara 300 dan 1.000 tahun, yang menyerap setidaknya 8 persen dari semua karbon yang tersimpan di seluruh gabungan hutan di Lower 48.

“Sementara hutan hujan tropis adalah paru-paru planet ini, Tongass adalah paru-paru Amerika Utara,” kata Dominick DellaSala, ilmuwan proyek Warisan Alam Earth Island Institute, dalam sebuah wawancara. Ia menambahkan, Tongass adalah suaka iklim terakhir Amerika.


Hutan Nasional Tongass (Wikimedia)

Pemerintahan Trump juga mengumumkan bahwa mereka mencabut status perlindungan serigala abu-abu di 48 negara bagian, mengabaikan protes dari kelompok konservasi dan ilmuwan yang mengatakan hewan tersebut akan jadi buruan sehingga akan punah.

Menteri Dalam Negeri David Bernhardt mengatakan badan-badan satwa liar negara bagian akan mengambil kendali atas pengelolaan sekitar 6.000 serigala, kebanyakan di tiga negara bagian Michigan, Wisconsin dan Minnesota. Sekitar 1.800 serigala abu-abu ada di negara bagian lain seperti Oregon, California dan Washington.

"Tindakan hari ini mencerminkan komitmen berkelanjutan Pemerintahan Trump untuk konservasi spesies berdasarkan parameter hukum dan data ilmiah dan komersial terbaik yang tersedia," kata Bernhardt dalam sebuah pernyataan. “Setelah lebih dari 45 tahun sebagai spesies yang dilindungi, serigala abu-abu telah melampaui semua tujuan konservasi untuk pemulihan.”

Populasinya naik dari 1.000 ketika serigala abu-abu terdaftar sebagai satwa terancam punah mulai tahun 1967, kata para pejabat. Tetapi populasi mereka masih sangat minim, sehingga ribuan hektar habitat di Utah, Colorado dan Maine tidak dihuni oleh serigala mana pun, kata para konservasionis.

Beberapa kelompok konservasi yang berdedikasi pada pelestarian serigala pun langsung mengumumkan niatnya untuk menggugat.

WASHINGTON POST