Jerapah Putih di Kenya Ini Tinggal Satu-Satunya di Dunia

Penulis : Kennial Laia

Satwa

Kamis, 19 November 2020

Editor :

BETAHITA.ID - Kebanyakan jerapah memiliki bulu cokelat, putih, atau kuning yang berbintik-bintik dengan bentuk persegi berwarna cokelat. Namun, di benua Afrika, ada jerapah yang seluruh tubuhnya berwarna putih. Saat ini, jerapah putih itu tinggal satu-satunya di dunia.

Jerapah putih itu diketahui berhabitat di sebuah area konservasi di Kenya. Satwa unik itu ditemukan pertama kali di Kenya pada Maret 2016. Setahun kemudian, dua jerapah—ibu dan anak—tertangkap kamera ranger di area konservasi Garissa County, Kenya. Video itu kemudian viral melalui Youtube.

Maret 2020, kerangka jerapah betina dan anaknya yang berumur tujuh bulan itu ditemukan di Ijara, timur laut Kenya. Keterangan dari otoritas setempat, dua satwa itu diduga dibunuh oleh pemburu liar empat bulan sebelumnya. Kini tinggal satu individu jerapah putih berjenis kelamin jantan. 

Warna putih pada tubuh jerapah sangat jarang terjadi. Kondisi ini diduga akibat leucisme (leucism), sebuah penyakit yang menghambat sel-sel kulit menghasilkan pigmen namun memungkinkan organ lain, seperti mata, berwarna gelap. Kondisi ini sedikit berbeda dari albinisme, yang menghambat tubuh memproduksi pigmen di semua organ tubuh di semua organ.

Jerapah putih ditemukan pertama kali di Kenya pada 2016. Warna putih pada tubuhnya diduga akibat leucism, sebuah penyakit yang menghambat sel kulit menghasilkan pigmen, namun memungkinkan organ lain seperti mata berwarna gelap. Foto: Ishaqbini Hirola Community Conservacy

Terlepas dari ketidakmampuan mereka menghasilkan pigmen warna-warni, jerapah dan hewan lain dengan leucisme tidak menghadapi kerugian genetik untuk kelangsungan hidup mereka. 

Untuk melindungi keberlangsungannya, kelompok konservasi memasang alat pelacak di tubuh satwa unik itu. Menurut Ishaqbini Hirola Community Conservacy, yang memonitoring area jerapah putih berhabitat, alat pelacak telah dipasang di tanduk jerapah pada 8 November 2020. Pada keterangan Selasa lalu, organisasi nonprofit itu menerangkan bahwa alat pelacak itu dapat memberikan update lokasi jerapah putih setiap jam, sehingga memungkinkan ranger untuk “melindungi satwa unik itu dari pemburu liar.”

Kenya Wildlife Society mengatakan ikut membantu upaya perlindungan “satwa unik seperti satu-satunya jerapah putih di dunia,”, seperti dikutip oleh BBC

Jerapah merupakan satwa endemik di lebih dari 15 negara-negara Afrika. Satwa ini merupakan mamalia tertinggi di dunia. Malangnya, satwa ini terus diburu untuk diambil kulit, tulang, daging, dan ekornya. 

Saat ini populasi global jerapah di bawah ancaman. Populasi satwa ini terus menurun hingga 40% selama tiga dekade terakhir, menurut Africa Wildlfe Foundation (AWF). International Union for Conservation of Nature (IUCN) juga mengategorikan jerapah sebagai spesies rentan (vulnerable), dengan jumlah tersisa 68,293 secara global. Salah satu faktornya adalah perburuan liar yang terus meningkat di seluruh Afrika.