Daftar Baru Spesies Punah di Dunia: 31 Satwa Kunci
Penulis : Kennial Laia
Konservasi
Sabtu, 19 Desember 2020
Editor :
BETAHITA.ID - Populasi spesies kunci di ekosistem terpenting dunia terus menurun. Data terbaru dari International Union for Conservation of Nature (IUCN), sebanyak 31 spesies dinyatakan punah atau terancam punah di alam liar.
Daftar merah IUCN merujuk pada status konservasi flora dan fauna yang dibagi dalam beberapa kategori menurut tingkat ancaman kepunahannya. Saat ini, 128.918 spesies masuk dalam daftar merah IUCN, dengan 35.765 dikategorikan terancam punah.
Dalam keterangan persnya, 10 Desember 2020, IUCN mengumumkan semua jenis lumba-lumba air tawar masuk dalam kategori terancam punah, termasuk tuxuci (Sotalia fluviatilis). Spesies lumba-lumba kecil itu berubah statusnya dari “Data Deficient” ke “Endangered” atau terancam, yang artinya status konservasinya saat ini menghadapi risiko kepunahan.
Tuxuci
Spesies ini berukuran kecil dan berwarna abu-abu. Berhabitat di sungai Amazon, populasi tuxuci menurun drastis praktik penangkapan ikan yang tidak berkelanjutan, seperti metode jaring ikan. Seringkali tuxuci menjadi tangkapan insidental karena ikut terjaring bersama target ikan lainnya. Polusi dan pembangunan dam juga berkontribusi terhadap turunnya populasi spesies ini. Menurut IUCN, praktik seperti jaring ikan dan menebar jala di permukaan sungai di habitat lumba-lumba ini harus dihilangkan untuk menjaga kelestariannya.
Lost shark
Spesies hiu ini merujuk pada hiu yang sempat hilang lalu diidentifikasi secara resmi pada 2019 dengan nama Latin (Carcharhinus obsoletus). Tahun ini masuk dalam daftar merah IUCN dengan kategori Critically Endangered atau kemungkinan telah punah akibat eksploitasi berlebihan. Spesies ini terakhir kali terlacak pada 1934 di habitatnya di Laut Cina Selatan. Penangkapan dalam jumlah yang berlebihan menjadikan spesies ini sebagai satwa laut paling tereksploitasi di dunia.
Tuxuci, Barbodes amarus, Lost shark (Carcharhinus obsolerus), Glass frogs, Oaxaca Treeforg
Spesies endemik Danau Lanao, Filipina
Semua spesies air tawar endemik di Danau Lanao, Filipina, juga dinyatakan punah atau hampir punah, seperti ikan Barbodes amarus. Dengan total 17 spesies, 15 di antaranya dinyatakan punah dan dua terancam punah. Kepunahan itu disebabkan oleh spesies predator baru yang masuk ke habitatnya, dan diperparah dengan metode penangkapan ikan yang berlebihan dan merusak.
Spesies katak
Tiga spesies katak dari Amerika Tengah juga dinyatakan punah. Selain itu, 22 spesies di Amerika bagian tengah dan selatan masuk dalam kategori “Critically Endangered” atau terancam punah. Walau begitu, IUCN memperkirakan bahwa ada kemungkinan spesies ini telah punah.
Faktor utama penurunan populasi yang drastis ini disebabkan oleh penyakit sitridiomikosis. Penyakit ini disebabkan oleh jamur chytrid yang menyerang bagian kulit amfibi. Namun, spesies lain seperti Oaxaca Treeforg (Sarchohyla celata) bernasib lebih baik, dengan perubahan status konservasi dari "Critically Endangered" ke "Near Threatened" karena upaya konservasi komunitas lokal di Meksiko.
Fauna: Protea dan pohon ek di bawah ancaman
Daftar termutakhir IUCN mengungkap, 45% dari famili protea (637 dari 1.464 spesies) ikut terancam. Bunga taman yang tumbuh di belahan bumi bagian selatan ini masuk dalam beberapa kategori seperti Rentan, Terancam punah, dan Kritis. Spesies ini rentan diganggu oleh tanaman alien dan perubahan iklim serta konversi lahan ke agrikultur.
Famili protea mencakup tiga spesies Macadamia—spesies yang sama yang menghasilkan tanaman kacang macadamia yang dibudidayakan. Tanaman ini termasuk dalam kategori terancam punah di alam liar. Kacang macadamia (Macadamia integrifolia) dikategorikan sebagai Vulnerable atau Rentan, sedangkan M. ternifolia dan M. tetraphylla masuk kategori Endangered atau Terancam.
Pohon ek juga masuk dalam asesmen, sepertiga (31% atau 113 dari 430 spesies) terancam punah. Sembilan pohon ek Asia masuk dalam daftar merah IUCN dengan kategori Critically Endangered (Kritis) dengan kemungkinan telah punah atau punah di alam liar.
Jumlah tanaman dalam konidsi terancam terbanyak berada di Republik Rakyat Tiongkok atau Meksiko, diikuti Vietnam, Amerika Serikat, dan Malaysia. Pembukaan lahan untuk bisnis perkebunan dan penebangan hutan adalah hal umum di Tiongkok, Meksiko, dan Asia Tenggara. Invasi spesies alien dan penyakit serta perubahan iklim juga merupakan ancaman utama bagi pohon ek terutama di Amerika Serikat, menurut IUCN.