Babi Hutan, Objek Lukisan Gua Tertua Dunia di Sulawesi
Penulis : Kennial Laia
Satwa
Jumat, 15 Januari 2021
Editor :
BETAHITA.ID - Arkeolog menemukan lukisan gua tertua di dunia di Pulau Sulawesi. Gambar, yang diperkirakan berumur 45.500 tahun itu berupa babi hutan endemik pulau tersebut.
Lukisan tersebut ditemukan di Gua Leang Tedongnge di sebuah lembah terpencil. Hewan itu diyakini sebagai satwa babi kutil (Sus celebencis). Temuan tersebut, diterbitkan di jurnal Science Advances pada Kamis, 14 Januari 2021, memberikan petunjuk tentang jejak manusia modern Homo Sapiens di Sulawesi.
“Orang yang membuatnya benar-benar modern, sama seperti kita. Mereka memiliki kapasitas dan alat untuk melukis apapun yang mereka suka,” kata Maxime Aubert, Kamis, 14 Januari 2021, salah satu penulis laporan, dikutip BBC.
Aubert, yang seorang ahli pertanggalan, mengidentifikasi deposit mineral kalsit yang terbentuk di atas lukisan tersebut. Aubert menggunakan isotope dating seri Uranium untuk menentukan usia lukisan, yang diprediksi paling tidak 45.500 tahun. “Umur lukisan bisa lebih tua, karena kami hanya menggunakan penanggalan usia mineral di atasnya,” kata Aubert.
Laporan itu merinci lukisan berukuran 136x54cm, menggambarkan seekor babi kutil (Sus celebencis) jantan. Di atasnya terdapat sepasang tangan, yang tampak berhadapan dengan gambar dua ekor babi lain yang telah pudar sebagian. Laporan itu menduga bahwa hewan tersebut sedang mengamati perkelahian atau interaksi sosial antara dua babi lainnya.
Lukisan ini dapat menjadi seni tertua yang menggambarkan figur, namun bukanlah seni tertua yang pernah diproduksi manusia. Pada 2018, sejumlah ilmuwan menemukan coretan menyerupai tagar di Afrika Selatan, berusia 73.000 tahun dan diyakini sebagai gambar tertua di dunia.
Ditemukan pertama kali oleh arkeolog Indonesia
Adhi Agus Oktaviana, juga rekan penulis laporan itu dan ahli gambar cadas Indonesia,mengatakan, penelitian dilakukan sejak 2013. Pada 2015, survei intens dimulai dan masih berlangsung hingga sekarang. Menurutnya, gua Leang Tedongnge dan lukisan itu ditemukan oleh arkeolog Indonesia bernama Basran Burhan dan mahasiswa Universias Hasanuddin.
“Lukisan ini ditemukan oleh arkeolog Indonesia bersama kawan-kawan mahasiswa Unhas,” katanya, dikutipKompas.com, Kamis, 14 Januari 2021.
Gambar dengan efek kontras tinggi, menggambarkan lukisan dua babi kutil lainnya yang telah pudar sebagian. Foto: A.A. Oktaviana
Pada Januari 2018, Adhi, yang merupakan kandidat PhD di Griffith University, Australia, bersama tim peneliti melakukan pengecekan terhadap sampel dan merekam gambar cadas itu. Tim meneruskan dengan mengambil sampel di Leang Tedongnge bersama Maxime Aubert yang merupakan pakar pertanggalan dari Griffith Center for Social Science and Cultural Research.
Temuan lain
Selain temuan itu, tim peneliti juga menemukan gambar cadas lainnya di langit-langit goa Leang Balangajia 1, berlokasi dekat Leang Tedongnge. Ukurannya lebih besar, 187x110 cm, serta menggambarkan babi kutil dengan empat lukisan tangan di atasnya. Namun, lukisan itu terlalu rusak sehingga tidak dapat diuraikan.
Profesor Adam Brumm, yang juga tim peneliti, mengatakan babi kutil merupakan subjek gambar yang diminati saat itu. Babi kutil merupakan satwa endemik dan dekat dengan kehidupan sosial-budaya bagi masyarakat saat itu di Sulawesi. Hewan unik itu diburu dan dipelihara untuk, misalnya, tujuan ekonomi.
“Manusia purba berinteraksi erat dengan babi ini pada berbagai level untuk jangka waktu yang sangat lama,” kata Brumm.
Sulawesi merupakan pulau terbesar dalam kelompok yang disebut ilmuwan sebagai Wallacea, dari nama seorang naturalis abad ke-19, Alfred Wallace. Kelompok pulau ini terletak di sebuah garis terpisah, masing-masing memiliki spesies flora dan fauna berbeda.
Ilustrasi gua di Sulawesi menyimpan potensi temuan lukisan berusia ribuan tahun lainnya. Foto: A.A. Oktaviana
Namun signifikansi Wallacea terletak pada kemungkinannya sebagai persinggahan bagi manusia modern sebelum bermigrasi ke Australia. Ilmuwan menemukan bahwa terdapat daratan besar di kedua area itu 65.000 silam, sehingga diduga manusia modern ada di Sulawesi pada waktu yang bersamaan ataupun lebih awal.
Hal ini bisa menjadi prospek adanya lukisan figuratif lain di Sulawesi atau pulau-pulau terdekat, yang bisa jadi berusia lebih tua dari 45.500 tahun.