PERUBAHAN IKLIM: Puluhan Dokter Protes di Markas WHO

Penulis : Tim Betahita

Perubahan Iklim

Senin, 31 Mei 2021

Editor :

BETAHITA.ID -  Puluhan aktivis yang juga berprofesi sebagai dokter dari organisasi Extinction Rebellion melakukan aksi unjuk rasa di Jenewa, Swiss, akhir pekan lalu. Mereka menyatakan perubahan iklim membawa risiko kematian untuk manusia dan mendesak WHO untuk segera mengambil langkah nyata menghadapinya.

Para aktivis berpakaian putih dari kelompok Doctors for Extinction, berpawai dari Place des Nations ke markas WHO. Sekitar 40 pengunjuk rasa merangkul pada satu sama lain sebagai aksi teatrikal dan juga aksi damai menuntut langkah pemerintah Swiss terhadap masalah perubahan iklim.

Di WHO, mereka ditemui oleh Dirjen Tedros Adhanom Ghebreysus, dan Maria Neira, Direktur lingkungan, perubahan iklim dan kesehatan WHO.

Para aktivis itu menyerahkan sebuah surat dan sebuah jam pasir besar kepada Tedros. Jam pasir merupakan simbol Extinction Rebellion, kelompok yang ingin memicu revolusi lebih luas untuk mencegah skenario kehancuran terburuk yang diramalkan oleh para ilmuwan perubahan iklim.

Aktivis yang juga berprofesi sebagai dokter dari organisasi Extinction Rebellion melakukan aksi unjuk rasa di Jenewa, Swiss, akhir pekan lalu.

“Pandemi akan segera berakhir, tapi tidak ada vaksin untuk perubahan iklim,” kata Tedros saat ia di menyambut para aktivis di luar kator WHO, Sabtu lalu. “Kita semua harus bertindak sekarang, sebagai bentuk solidaritas, untuk mencegah dan bersiap-siap sebelum terlambat.”

Profesor Valerie D'Acremont, pakar penyakit menular dan salah seorang pendiri Doctors For Extinction Rebellion, menyerukan WHO “untuk menjadi kekuatan pendorong dan penjamin kebijakan publik yang menghormati kesehatan semua dan melestarikan kehidupan.”

Tedros kemudian mencuit ulang sebuah pesan dari WHO, menyatakan “Kami menyatakan solidaritas & mendesak aksi global” untuk mengakhiri krisis iklim dan melindungi kesehatan di mana saja. “(Isu-isu) ini sangat terkait satu sama lain.”