DPR Papua Minta Jaminan Akses Internet di Tanah Papua

Penulis : Tim Betahita

Hukum

Rabu, 09 Juni 2021

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID -  Komisi IV DPR Papua yang membidangi infrastruktur meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika atau Kemenkominfo menjamin layanan akses internet di Papua. Permintaan itu disampaikan saat bertemu Dirjen terkait Kemenkominfo, di Jakarta, kemarin.

Wakil Ketua Komisi IV DPR Papua, Thomas Sondegau mengatakan pihaknya meminta perhatian kementerian, sebab akses internet di Papua beberapakali terganggu. Masalah timbul dikarenakan putusnya kabel fiber optik bawah laut pada sejumlah titik. Situasi ini kembali terjadi di wilayah Jayapura dan sekitarnya sejak 30 April 2021.

Akses internet di sana terganggu akibat putusnya kabel fiber optik bawah laut di antara perairan Sarmi dan Biak Numfor. Layanan internet baru kembali mulai pulih pada 8 Juni 2021 sekitar jam 15.00 WIT.

“Kami rapat dengan Dirjen terkait di kementerian. Saat kami rapat, internet di Papua aktif. Kita bersyukur upaya kita selama ini membuahkan hasil. Artinya Pemprov Papua dan DPR Papua selama ini, tidak tinggal diam,” kata Thomas Sondegau melalui panggilan teleponnya kepada Jubi.

ilustrasi jaringan internet. (istimewa)

Menurutnya, Komisi IV DPR Papua menyampaikan sejumlah poin kepada Kemenkominfo. Pihaknya tidak ingin situasi ini kembali terjadi di Papua. Apalagi saat pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional atau PON ke-20 awal Oktober 2021.

Kata Thomas Sondegau, pihaknya meminta kementerian segera memasang jaringan internet cadangan, untuk empat wilayah penyelenggaraan PON di Papua, yaitu Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Merauke, dan Mimika. Permintaan itu dirasa penting untuk membackup jika sewaktu waktu terjadi gangguan akses internet di Papua, seperti sebulan terakhir.

“Mesti ada dukungan penuh dari pusat. Kementerian menyanggupi itu. Kalaupun nanti ada kabel putus dll akses internet di Papua takkan seperti ini lagi,” ujarnya.

Ia menambahkan, komisinya juga alasan mendasar di balik putusnya kabel fiber optik di laut Sarmi-Biak. “Harus ada penjelasan secara resmi dari menteri kepada rakyat Papua agar rakyat Papua tahu,” katanya.

Sebelumnya, pihak PT Telkom Papua memprediksi layanan internet di Jayapura dan sekitarnya akan pulih pada 6 Juni 2021. Akan tetapi, hingga waktu itu akses internet di sana belum juga normal.

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menyatakan terganggunya layanan internet tersebut disebabkan jaringan cadangan atau jaringan redundant yang digunakan hanya 4,7Gbps dari 154Gbps yang terdampak. Sistem cadangan hanya mampu melayani 3 persen dari kapasitas jaringan yang hilang.

“Berdasarkan informasi yang kami peroleh, kapasitas backup yang tersedia seluruhnya sebesar 4,7 Gbps. Sekali lagi, yang terdampak 154Gbps, kapasitas backup seluruhnya 4,7 Gbps,” kata Johnny di Jakarta, Senin lalu.

Johnny menjelaskan kapasitas 4,7 Gbps ditunjang dari pemanfaatan link satelit sebesar 2.662 Mbps, radio long haul Palapa Ring Timur 500 Mbps atau setengah Gbps, dan radio long haul Sarmi-Biak 1,6 Mbps atau 1,6 Gbps.

Sebaliknya, untuk mengamankan kualitas link pada saat proses penyambungan, Telkom juga menyediakan backup link, khususnya untuk wilayah Manokwari dan Biak sebesar 40 Gbps melalui Palapa Ring Timur.

“Sehingga belum memungkinkan pemulihan menyeluruh layanan telekomunikasi di wilayah empat titik tersebut tekanannya di dasar laut,” ujarnya.

JUBI.CO.ID|